Docotel Official Blog
Deteksi Dini Tubuh Anda dari Kanker Paru: Cara Konvensional hingga ala Industri 4.0

Deteksi Dini Tubuh Anda dari Kanker Paru: Cara Konvensional hingga ala Industri 4.0

Publik Indonesia berduka atas kepergian Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho beberapa waktu lalu. Sosok periang dan optimis ini meninggal di Tiongkok saat menjalani serangkaian pengobatan kanker paru. Seperti yang kita ketahui dari berbagai pemberitaan media massa, Sutopo pertama kali didiagnosis mengidap kanker paru-paru pada awal 2018 dengan kondisi sudah pada stadium 4. Beragam proses pengobatan telah diupayakan, mulai dari konsumsi obat hingga kemoterapi.

Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk mengeksplotasi riwayat kesehatan Sutopo. Lepas dari beragam rumor dan pro-kontra terkait kenyataan Sutopo bukan perokok aktif, ada pelajaran penting yang dapat kita maknai tentang bagaimana dapat mengetahui jika ada kanker paru tinggal di tubuh kita? Tentu besar harapan untuk dapat memiliki umur panjang dengan kondisi kesehatan selalu prima. Namun, apa jadinya jika individu tidak peka membaca gejala-gejala dini yang disampaikan tubuh? Apalagi jika kita terbiasa mengabaikan rasa tidak nyaman dan mudah menganggap segala sesuatunya “hanya kecapaian”.

Mari kita lihat data yang disampaikan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui website resmi depkes.go.id mengenai ancaman serius yang membayangi warga Indonesia akibat penyakit kanker paru. Kajian Badan Litbangkes tahun 2015 menunjukkan Indonesia menyumbang lebih dari 230.000 kematian akibat konsumsi produk tembakau setiap tahunnya. Globocan 2018 dan WHO juga menyatakan dari total kematian akibat kanker di Indonesia, kanker paru menempati urutan pertama penyebab kematian, yaitu sebesar 13 persen. 

Melansir kompas.com, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek menegaskan beberapa faktor risiko yang memicu kanker, di antaranya kebiasaan merokok, menjadi perokok pasif, kebiasaan minum alkohol, kegemukan, pola makan tidak sehat, perempuan yang tidak menyusui, dan perempuan yang melahirkan di atas usia 35 tahun.

Sungguh ngeri, ya, jika kita membayangkan data tersebut! Namun, sebenarnya ada berbagai upaya yang bisa kita lakukan untuk mencegah risiko kanker, khususnya kanker paru, mulai dari cara sederhana hingga ala industri 4.0. Setidaknya ada beberapa opsi yang mungkin saja bisa dilakukan untuk memastikan kondisi kesehatan tubuh kita.

Avatar photo

teresa iswara

Add comment

Follow us

Don't be shy, get in touch. We love meeting interesting people and making new friends.

Most discussed

Advertisement