Docotel Official Blog
2019: Ketika Manusia Semakin Akrab dengan Robot Artificial Intelligence (AI)

2019: Ketika Manusia Semakin Akrab dengan Robot Artificial Intelligence (AI)

Tahun 2019 sepertinya memang menjadi “panggungnya” Robot Artificial Intelligence (AI). Pada awal Mei 2019, berbagai terobosan di bidang teknologi yang satu ini ramai beredar di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Dalam sebuah jurnal, Edi Wijaya peneliti teknologi STMIK Medan menjelaskan bahwa AI atau kecerdasan buatan merupakan bidang ilmu yang relatif baru. Bidang ilmu ini muncul pada 1950-an, saat para peneliti mulai memikirkan bagaimana caranya agar mesin dapat melakukan pekerjaannya secara efektif layaknya manusia.

Artificial Intelligence (AI) lahir dari seorang profesor di Massachussets Institute of Technology, John McCarthy pada tahun 1956 saat perhelatan konferensi Darthmouth yang dihadiri para peneliti AI. Pada konferensi tersebut, McCarthy menyampaikan tujuan utama dari kecerdasan buatan, yaitu untuk memodelkan proses-proses berpikir manusia dan mendesain mesin agar dapat menirukannya.

Kategori AI terdiri dari dua, yakni AI lemah yang dirancang dan dilatih untuk tugas tertentu serta AI kuat yang mencakup kemampuan kognitif manusia secara umum. Jenis AI yang sedang ramai dibuat oleh perusahaan-perusahaan teknologi saat ini masih AI yang bersifat lemah, yakni yang diprogram khusus untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu.

Beberapa terobosan Artificial Intelligence (AI) yang ramai dibicarakan di 2019 ini, antara lain sebagai berikut.

  1. Robot Pengiriman (Delivery) milik Nuro

    Robot
    Sumber: https://nuro.ai/

Robot imut nirawak (tanpa pengemudi) yang lebih mirip bajaj mini ini diluncurkan oleh Nuro asal California. Nuro adalah salah satu startup besutan Google yang didirikan oleh dua mantan insinyur transportasi tanpa awak Dave Ferguson dan Jiajun Zhuan pada 2016. Pada 2019, mereka berhasil meluncurkan robot pengiriman tanpa awak ini dengan menggandeng jaringan distribusi supermarket AS, Kroger untuk memperluas layanannya.

Kini, Sang Robot masih dalam tahap pengembangan dan baru beredar di wilayah sekitaran Houston. Layanan delivery ini dapat menjangkau pelanggan yang tinggal di lokasi perbelanjaan Kroger di wilayah South Post Oak Road dan Bufallo Speedway, California. Pelanggan dapat memesan melalui situs web atau aplikasi berbayar dari Kroger. Harga aplikasi tersebut saat ini dipatok $5,95.

Dalam website resminya, Nuro menjelaskan produk pertamanya ini merupakan upaya untuk menjadikan keselamatan sebagai prioritas utama bagi pelanggan. Mengingat lebih dari satu juta orang meninggal akibat kecelakaan kendaraan dan 94%-nya diakibatkan kesalahan manusia sendiri (human error). Delivery robot hadir untuk meminimalisasi kecelakaan yang terjadi akibat kesalahan manusia tersebut.

Nuro didesain menjadi robot pengiriman yang fully self-driving dan bisa beradaptasi dengan segala kemungkinan dan situasi yang terjadi di jalanan saat mengantarkan pesanan. Pemrograman Nuro diatur untuk selalu berkendara dengan aman. Tidak seperti manusia, Nuro tidak mudah teralihkan (distracted).

Cara kerja Nuro sebenarnya mirip dengan layanan delivery pada umumnya. Pelanggan cukup memesan melalui web atau mobile app, pilih jendela pengiriman, lalu tunggu kendaraan pengiriman dating, dan Dnda bisa langsung mengambil pesanan. Anda juga bisa memantau keberadaan Nuro secara langsung pada aplikasi maps. Ketika kendaraan akan sampai, pelanggan akan mendapatkan kode akses untuk membuka kompartemen. Cukup masukkan kode tersebut pada kendaraan dan pintu akan terbuka. Setelah selesai menurunkan muatan (unloading), Anda cukup mengetuk tanda done atau langsung tinggalkan kendaraan, maka pintu akan otomatis tertutup kembali.

Hadirnya Nuro sebagai delivery robots dapat membantu para pebisnis lokal dalam memasarkan dan menjual produk-produknya. Selain itu, konsumen juga akan diuntungkan dengan harga barang dan pengiriman yang terjangkau karena jarak tempuh lebih dekat. Nuro akan memberikan edukasi dan training kepada retail yang menggunakan jasa ini, juga kepada konsumen agar tidak kebingungan saat menggunakannya.

Nuro telah mengantongi sertifikasi untuk kendaraan tanpa pengemudi dari Federal Motor Vehicle Safety Standards. Motto yang Nuro selalu digaungkan yakni menciptakan delivery robot yang cepat, aman dan terjangkau (quickly, safely and affordably).

  1. Duplex, Asisten Pintar Besutan Google Assistant

    Robot
    Sumber: @googleai

Google Assistant tak mau kalah, pada event Google I/O yang diselenggarakan pada 2018 lalu, CEO Google Sundar Pichai memublikasikan Duplex untuk pertama kalinya. Google menyebut Duplex sebagai perangkat lunak (software) yang dapat digunakan layaknya asisten super pintar yang siap melayani kebutuhan konsumennya untuk reservasi hotel atau restoran menggunakan personalisasi suara.

Dikutip dari cnet.com, satu hal yang membuat pengguna Duplex terkejut sekaligus ngeri adalah pesan suara yang dihasilkan sama sekali tidak terdengar seperti robot. Anda akan merasa benar-benar berbicara dengan customer service atau waitress dari restoran atau hotel. Robot tersebut bahkan dapat melakukan beberapa penyesuaian, seperti menunda atau mempercepat waktu pemesanan sesuai permintaan konsumen, bahkan menampilkan rekomendasi tertentu sesuai history aktivitas yang pernah dilakukan oleh pengguna sebelumnya.

Tak berhenti di situ, Duplex mampu menirukan gumaman atau delay effect/stuttering yang dilakukan manusia ketika melakukan percakapan seperti mmm-hmmm, eeeee…, atau okay. Duplex juga dapat dimanfaatkan dalam proses pemesanan tiket bioskop dengan mengetahui detail film apa yang akan Anda beserta waktu menonton yang diinginkan. Robot customer service ini juga akan memberi alternatif jika film yang akan Anda tonton tidak tersedia pada jam yang kita pilih.

Duplex juga akan memberikan waktu jeda bagi kita untuk menentukan pilihan. Hal ini dapat dilakukan karena Duplex diciptakan menggunakan Recurrent Neural Network (RNN) yang dibangun dengan TensorFlow Extended (TFX) untuk memahami kata-kata di dalam percakapan yang diucapkan lawan bicaranya. Lalu, dengan menggunakan engine Text to Speech (TTS), Duplex dapat mengontrol intonasi suara.

Duplex website mendapatkan pereferensi dan data diri Anda dari Google Calendar, Gmail inbox, dan Chrome autofill untuk menyelesaikan task secara online. Duplex diperkirakan akan diluncurkan secara resmi pada akhir tahun 2019 di US dan UK dan tersedia pada seluruh ponsel Android versi 5.0, selanjutnya menyusul pada iPhone yang telah terpasang Google Assistant. Namun, masyarakat masih meragukan kenyamanan privasi dari Duplex, sebab berdasarkan keterangan Google seluruh data percakapan yang terjadi melalui Duplex akan direkam.

Meski menuai banyak kontroversi dari segi keamanan dan privasi, Duplex sepertinya mampu menjadi produk teknologi yang menjanjikan di masa depan. Kita tidak dapat memungkiri nantinya akan banyak pekerjaan sehari-hari yang terbantu berkat keberadaan Artificial Intelligence. Duplex akan mengurangi beban perusahaan dalam menempatkan pegawainya sebagai customer services.

  1. GRINGGO, Teknologi Pendeteksi Jenis Sampah

    Robot
    Sumber: https://gringgo.co/

Di Indonesia, salah satu teknologi yang menerapkan artificial intelligence adalah Gringgo, yakni alat pendeteksi jenis sampah yang dibuat oleh Yayasan Gringgo Indonesia. Co-Founder sekaligus Chief Technology Officer Gringgo, Febriadi Prataman menjelaskan, untuk saat ini aplikasi buatannya masih dikhususkan untuk Pulau Bali. Gringgo akan memanfaatkan teknologi image recognition untuk mengenali gambar sampah yang diambil dan secara otomatis memilahnya ke dalam jenis sampah yang bisa (recyclable) dan tidak bisa didaur ulang (non-recyclabe).

Gringgo Indonesia Foundation sendiri sudah berjalan sejak 2014 lalu, tapi produk pemilah sampah ini baru akan diluncurkan pada 2019 ini setelah masa pengembangan selama lima tahun. Melalui website resminya, Gringgo Foundation menyebutkan bahwa mereka masuk ke dalam satu dari 12 startup yang menerima pendanaan dari Google AI Impact Challenge dan termasuk satu-satunya di Asia Tenggara. Tak tanggung-tanggung, Gringgo Indonesia menerima support 25 juta Dolar Amerika, termasuk bantuan dan pelatihan dari Google.

Lebih lanjut, Febriadi mengungkapkan para pengepul sampah sebenarnya sudah paham mengenai nilai (value) sampah plastik yang mereka ambil, tapi beberapa sampah lain, seperti sampah popok masih sering diabaikan karena dianggap tidak potensial menghasilkan uang dan tidak ada bagian yang dapat didaur ulang. Padahal, jika sampah-sampah popok tersebut dibuka, banyak lapisan-lapisan yang bisa didaur ulang.

Gringgo ditargetkan meluncur pada November 2019 mendatang. Gringgo Foundation akan berkolaborasi dengan firma analisis data yang berbasis di Jakarta, Datanest.io untuk mengembangkan teknologi berkelanjutan guna membantu Indonesia menyelesaikan permasalahan krisis limbah plastik.

Beragam pro-kontra yang meliputi perkembangan teknologi berbasis AI memang masih perlu diatasi. Ketakutan terhadap robot yang akan menggantikan fungsi manusia menuntut pemerintah dan stakeholder bersinergi menetapkan regulasi terbaik. Sebab, bagaimana pun juga harus kita akui teknologi berbasis AI mampu memberi kemudahan dan kecepatan pelayanan serta aktivitas sehari-hari.

Avatar photo

Lintang Budiyanti

Avatar photo

teresa iswara

Add comment

Follow us

Don't be shy, get in touch. We love meeting interesting people and making new friends.

Most discussed

Advertisement