Docotel Official Blog
dokter casemix 1 (1)

Tugas Dokter Casemix dan Mengapa Sistem Casemix Penting dalam Dunia Medis

Keberadaan sistem casemix memberikan kemungkinan bagi seorang pasien terhindar untuk menjalani perawatan yang tidak diperlukan. Oleh karena itu, hal tersebut membuat semua pengobatan yang diberikan dapat lebih maksimal dan efektif, bahkan seorang pasien tidak perlu lama-lama melakukan perawatan di rumah sakit.

Casemix sendiri merupakan dasar Indonesia Case Based Groups atau INA-CBG’s yang merupakan sebuah sistem pembiayaan untuk JKN atau Jaminan Kesehatan Nasional 2014.

Untuk lebih memahami terkait tugas seorang dokter casemix, serta apa yang dimaksud dengan sistem casemix lebih dalam, para pembaca blog DHealth bisa simak informasi berikut ini!

Definisi Casemix

Casemix merupakan pendekatan yang digunakan dalam pengelompokan diagnosis penyakit berdasarkan biaya perawatan yang terkait, serta karakteristik klinis yang serupa.

Setiap kelompok diagnosis atau kondisi kesehatan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam grup tertentu berdasarkan gejala klinis yang serupa serta penggunaan sumber daya yang diperlukan untuk perawatan.

Pengelompokan ini memungkinkan penyusunan paket layanan kesehatan dengan biaya tetap yang telah ditentukan sebelumnya.

Dengan demikian, sistem pembayaran pelayanan kesehatan menjadi lebih terstruktur dan dapat diprediksi.

Selain itu, Casemix juga memfasilitasi analisis efisiensi dan efektivitas dalam penyediaan layanan kesehatan, karena memungkinkan perbandingan antara biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang dicapai untuk setiap kelompok diagnosis atau kondisi kesehatan yang sama.

Dengan demikian, Casemix tidak hanya mempengaruhi aspek keuangan dalam sistem kesehatan, tetapi juga memainkan peran penting dalam peningkatan mutu dan aksesibilitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

Aplikasi SIMRS DHealth, yang diperkenalkan pada tahun 2018, merupakan sebuah perangkat lunak berbasis web dengan Open API.

Keunggulan utamanya adalah kemudahan akses melalui berbagai perangkat dan integrasi dengan aplikasi lain melalui API. SIMRS ini dikembangkan oleh Docotel Group, dengan fokus khusus pada rumah sakit dan fasilitas kesehatan.

Dalam rangka implementasi SIMRS DHealth, ada empat tahapan yang dijalani untuk memastikan kesuksesan proses tersebut.

  1. Assessment atau Tahap Penilaian: Pada tahap awal ini, dilakukan evaluasi menyeluruh serta analisis terhadap kebutuhan infrastruktur, aplikasi, dan kendala-kendala yang dihadapi oleh rumah sakit atau fasilitas kesehatan.
  2.  Setup atau Persiapan: Tahap kedua melibatkan penyiapan server, konfigurasi sistem, serta pengumpulan data master yang diperlukan untuk memastikan kelancaran proses implementasi.
  3. Implementation atau Implementasi: Pada tahap ini, aplikasi SIMRS DHealth diterapkan dan data master disiapkan, termasuk migrasi data dari sistem sebelumnya. Selain itu, dilakukan juga pengujian pengguna atau Uji Coba Penerimaan Pengguna (UAT) untuk memastikan sistem berjalan dengan baik.
  4. Training, Live & BAST atau Pelatihan, Peluncuran, dan Evaluasi Akhir: Tahap terakhir ini melibatkan pelatihan bagi pengguna klien atau Tim Pelatihan (TOT), sertifikasi pelatihan Rekam Medis Elektronik (EMR), simulasi pengguna, serta peluncuran resmi aplikasi (GO LIVE).

Ini diikuti dengan evaluasi akhir serta pembuatan Berita Acara Serah Terima (BAST) untuk menandai penyelesaian proses implementasi.

Timeline implementasi SIMRS DHealth dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan dan kompleksitas rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang bersangkutan.

SIMRS DHealth sendiri menawarkan beberapa keunggulan, di antaranya sebagai berikut.

  • Rekam Medis Elektronik (EMR)

Transformasi dokumentasi klinis dengan lebih dari 70% dokumentasi klinis yang dibuat secara digital dan terintegrasi, memungkinkan akses online yang mudah.

  • Casemix

Proses klaim tagihan yang efisien dan efektif melalui manajemen data yang sistematis dan integrasi dengan pihak ketiga klaim.

  • Peresepan Elektronik (e-Prescription)

Format penulisan resep obat secara elektronik yang terstandarisasi dan terhubung langsung dengan bagian farmasi untuk memfasilitasi peresepan obat secara digital.

  • Sistem Inventaris dan Pengadaan

Kontrol stok dan pemesanan yang efisien dengan pemantauan stok yang detail dan analisis yang menyeluruh tanpa mengganggu aktivitas pelayanan rumah sakit.

  • Sistem Informasi dan Dashboard Monitoring

Dasbor analitik yang dinamis untuk pengambilan keputusan berbasis data dan pemantauan terhadap kegiatan di rumah sakit.

Dengan adanya inovasi-inovasi ini memperkaya layanan kesehatan dengan meningkatkan efisiensi, kualitas, dan aksesibilitas pelayanan bagi pasien.

Casemix sebenarnya telah menjadi hal yang tidak asing di Indonesia sejak tahun 2006, ketika diperkenalkannya sistem Indonesia Diagnose Related Group (INA-DRG).

Namun, implementasinya secara lebih luas terjadi pada tahun 2009, ketika casemix mulai digunakan sebagai bagian dari sistem pembiayaan Jamkesmas di bidang pelayanan kesehatan lanjutan.

Pada tahun 2010, terjadi perubahan signifikan dengan penggunaan nama baru, yaitu Indonesia Case Base Groups (INA-CBG’s), yang sekaligus menandai persiapan untuk penerapan INA-CBG secara nasional. Perubahan ini menjadi tonggak penting dalam pengembangan sistem casemix di Indonesia.

Pada tahun 2012, penerapan INA-CBG secara resmi dilakukan di 1.114 rumah sakit pertama kali. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menerapkan sistem pembayaran yang lebih terstruktur dan transparan dalam sektor kesehatan.

Dengan adanya penerapan INA-CBG ini, diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan biaya kesehatan serta memperbaiki aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat secara keseluruhan.

Tugas Dokter Casemix

dokter casemix 1 (1)

Pexels

Secara umum sendiri, dokter casemix sendiri memiliki wewenang untuk melakukan kordinasi kegiatan koding serta pemberkasan pasien-pasien yang ada di rumah sakit.

Berikut ini adalah uraian tugas yang pada umumnya diberikan kepada dokter casemix, sebagai berikut.

  • Menerima resume pasien yang sebelumnya sudah di koding terlebih dahulu oleh coder
  • Melakukan revisi serta melengkapi berkas resume pulang seorang pasien yang sudah di koding sebelumnya menyesuaikan dengan kode diagnostik ICD 10 serta kode tindakan sesuai ICD 9.
  • Melakukan konsultasi serta koordinasi berhubungan dengan resume terhadap dokter DPJP maupun paramedik jika ditemukan diagnosis maupun tindakan kedokteran yang tertulis di resume pasien yang tidak sesuai dengan terapi, hasil pemeriksaan penunjang, laporan pembedahan, dan juga laporan persalinan
  • Memberikan informasi terkait tindakan apa yang akan dilakukan kepada seorang pasien sesuai dengan indikasi
  • Melakukan koordinasi serta bekerjasama dengan coder, tim rekam medis, serta unit terkait jika adanya revisi, audit klaim, dispute klaim, dan sebagainya
  • Mengirim serta menjawab data klaim revisi maupun audit klaim terhadap verifikator
  • Melakukan revisi, melengkapi, serta menjawab berkas balikan rawat jalan dan juga rawat inap
  • Melakukan diskusi serta koordinasi dengan pihak-pihak yang bersangkutan

Variabel Casemix

Dalam implementasi casemix, terdapat 14 variabel yang memegang peranan penting dalam pengelompokan pasien ke dalam kelompok diagnosis penyakit yang sesuai.

Data-data ini diperoleh dari rekam medis pasien selama masa perawatan di rumah sakit. Berikut adalah gambaran lebih detail tentang setiap variabel yang digunakan:

  1.  Identitas Pasien: Termasuk nomor rekam medis (RM) dan informasi lainnya yang diperlukan untuk mengidentifikasi pasien secara unik dalam sistem rumah sakit.
  2. Tanggal Masuk Rumah Sakit: Informasi tentang tanggal ketika pasien pertama kali masuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
  3. Tanggal Keluar Rumah Sakit: Tanggal ketika pasien dinyatakan selesai dari perawatan dan diperbolehkan untuk pulang atau dipindahkan dari rumah sakit.
  4. Lama Hari Rawat atau LOS: Jumlah hari pasien tinggal di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
  5. Tanggal Lahir: Tanggal kelahiran pasien, yang penting untuk menentukan usia pasien pada saat masuk ke rumah sakit.
  6. Umur (Tahun) Saat Masuk Rumah Sakit: Usia pasien dalam tahun ketika pertama kali masuk ke rumah sakit.
  7. Umur (Hari) Saat Masuk Rumah Sakit: Usia pasien dalam hari ketika pertama kali masuk ke rumah sakit.
  8. Umur (Hari) Saat Keluar Rumah Sakit: Usia pasien dalam hari ketika pasien meninggalkan rumah sakit setelah perawatan.
  9. Jenis Kelamin: Informasi tentang jenis kelamin pasien, yang bisa menjadi faktor penting dalam diagnosis dan perawatan medis.
  10. Status Keluar Rumah Sakit atau Outcome: Kondisi atau status pasien ketika meninggalkan rumah sakit, seperti sembuh, pulang dengan kondisi stabil, atau meninggal dunia.
  11. Berat Badan Baru Lahir: Berat badan bayi saat lahir, jika pasien adalah bayi yang baru lahir.
  12. Diagnosis Utama: Diagnosis utama atau penyakit yang menjadi alasan utama pasien mendapatkan perawatan di rumah sakit.
  13. Diagnosis Sekunder: Diagnosis tambahan yang mungkin timbul selama masa perawatan, seperti komplikasi atau penyakit lain yang mungkin ada pada pasien.
  14. Prosedur atau Pembedahan Utama: Informasi tentang prosedur medis utama yang dilakukan selama masa perawatan, seperti operasi besar atau tindakan medis penting lainnya yang dilakukan pada pasien.

Dengan adanya data-data ini, rumah sakit dapat melakukan pengelompokan pasien ke dalam kategori casemix yang sesuai, yang kemudian akan menjadi dasar untuk penentuan biaya perawatan dan sistem pembayaran yang diterapkan.

Fungsi Casemix

dokter casemix 1 (1)

Pexels

Fungsi Casemix memiliki implikasi yang luas dalam manajemen dan penyediaan layanan kesehatan, memberikan manfaat signifikan bagi berbagai pihak terkait, termasuk penyedia layanan kesehatan, pasien, dan pihak asuransi.

Berikut adalah penjelasan lebih detail tentang beberapa fungsi penting dari Casemix:

  • Perencanaan Anggaran yang Lebih Efisien

Casemix membantu rumah sakit dalam menentukan anggaran yang diperlukan untuk setiap kelompok pasien, yang merupakan langkah penting dalam manajemen anggaran rumah sakit.

Dengan melakukan analisis mendalam terhadap biaya perawatan untuk setiap kelompok pasien, rumah sakit dapat memahami lebih baik struktur biaya dan pola pengeluaran mereka di berbagai unit perawatan dan layanan.

Hal ini memungkinkan mereka untuk mengalokasikan anggaran dengan lebih tepat sesuai dengan kebutuhan pasien dan prioritas pelayanan kesehatan.

  • Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik

Implementasi Casemix memberikan akses yang lebih baik kepada penyedia layanan kesehatan untuk data yang terperinci tentang karakteristik medis dan biaya perawatan setiap kelompok pasien.

Dengan informasi ini, penyedia layanan kesehatan dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi dan berbasis bukti dalam merencanakan dan memberikan perawatan kepada pasien.

Selain itu, sistem Casemix juga memungkinkan penyedia layanan kesehatan untuk melakukan alokasi sumber daya dengan lebih efisien dan mengidentifikasi area-area di mana perbaikan proses diperlukan untuk meningkatkan efisiensi operasional mereka.

  • Evaluasi Kualitas Perawatan

Casemix memainkan peran penting dalam membantu penyedia layanan kesehatan dalam memantau dan meningkatkan kualitas perawatan.

Dengan menggunakan data yang terkumpul, sistem ini memungkinkan penyedia layanan kesehatan untuk melakukan perbandingan hasil pasien dalam kelompok yang serupa.

Dengan demikian, sistem Casemix bukan hanya memungkinkan penyedia layanan kesehatan untuk melihat bagaimana pasien mereka di kelompok yang sama berkinerja, tetapi juga membantu mereka untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas perawatan secara keseluruhan.

  • Transparansi Biaya Perawatan

Memberikan transparansi biaya perawatan kepada pasien dan pihak asuransi adalah salah satu manfaat penting dari Casemix.

Dengan menyajikan informasi yang jelas dan terperinci tentang biaya perawatan, pasien dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi tentang perawatan yang mereka terima dan mempersiapkan diri secara finansial. Hal ini juga membantu pihak asuransi dalam perencanaan keuangan yang lebih baik.

Dengan menerapkan sistem Casemix, penyedia layanan kesehatan dapat memaksimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia, meningkatkan hasil perawatan pasien, dan memperbaiki proses-proses operasional mereka untuk mencapai tujuan klinis dan keuangan yang diinginkan.

Ini adalah langkah penting dalam meningkatkan efisiensi, kualitas, dan aksesibilitas layanan kesehatan secara keseluruhan.

dokter casemix 1 (1)

Pexels

Alasan Pelatihan Casemix Penting

Pelatihan Casemix menjadi sangat penting dalam konteks meningkatkan efisiensi operasional, optimalisasi sumber daya, peningkatan kualitas pelayanan, dan pemenuhan regulasi dalam layanan kesehatan. Berikut ini adalah penjelasan lebih mendalam mengenai keempat hal tersebut:

  • Meningkatkan Efisiensi Operasional

Pelatihan Casemix memberikan pemahaman dan keterampilan kepada staf medis dan administratif tentang cara mengelola data pasien secara lebih efisien.

Dengan demikian, proses administratif di rumah sakit dapat dioptimalkan, mengurangi waktu yang diperlukan untuk tugas administratif, dan meningkatkan produktivitas keseluruhan rumah sakit.

  • Optimalisasi Sumber Daya

Melalui pelatihan Casemix, staf medis dan administratif dapat mempelajari cara yang tepat untuk mengkategorikan pasien dan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki secara efektif.

Ini berarti rumah sakit dapat menggunakan tempat tidur, tenaga medis, dan peralatan dengan lebih efisien, mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia.

  • Peningkatan Kualitas Pelayanan

Data Casemix memungkinkan staf medis dan penyedia layanan kesehatan untuk mengidentifikasi area di mana perbaikan diperlukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan pasien, pelayanan dapat ditingkatkan, menyebabkan perawatan yang lebih efektif dan memuaskan bagi pasien. Ini berdampak positif pada pengalaman pasien dan hasil perawatan secara keseluruhan.

  • Pemenuhan Regulasi

Beberapa negara mengharuskan fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit, untuk menerapkan sistem Casemix sebagai bagian dari peraturan kesehatan yang ada.

Pelatihan Casemix memastikan bahwa rumah sakit memenuhi persyaratan regulasi ini dengan memastikan bahwa staf memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola data pasien sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Dengan demikian, pelatihan Casemix bukan hanya meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan kesehatan, tetapi juga memastikan bahwa rumah sakit mematuhi peraturan kesehatan yang berlaku, memberikan manfaat yang luas bagi pasien, staf medis, dan institusi kesehatan secara keseluruhan.

Tujuan Pelatihan Casemix

Pelatihan Casemix memiliki beberapa tujuan penting yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta terkait dengan pengelolaan data pasien dan proses pengkodean medis. Berikut adalah penjelasan yang lebih mendalam mengenai beberapa tujuan pelatihan Casemix:

  • Memahami Aturan Koding: Salah satu tujuan utama dari pelatihan Casemix adalah agar peserta memahami aturan-aturan koding yang sesuai dengan standar ICD 10 dan 9 CM.

Ini mencakup pemahaman tentang bagaimana menerapkan kode diagnosa dan prosedur yang benar berdasarkan panduan yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan lembaga kesehatan lainnya.

  1. Memahami Penggunaan Lembar Koding Morbiditas: Peserta akan dipersiapkan untuk memahami lembar koding morbiditas dan pentingnya penggunaannya dalam pengumpulan data pasien. Mereka akan belajar cara mengisi dan menggunakan lembar ini secara efektif untuk mendokumentasikan informasi medis yang relevan dan penting untuk pengelolaan pasien.
  2. Mengetahui Risiko Kecurangan: Pelatihan Casemix juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran peserta tentang risiko potensial terkait kecurangan dalam proses pengkodean. Peserta akan diberikan informasi tentang praktik-praktik yang dapat menyebabkan kesalahan atau manipulasi dalam pengkodean medis, serta langkah-langkah untuk mencegahnya.
  3. Memahami Pentingnya Lembar Ringkasan Medis: Tujuan lain dari pelatihan ini adalah agar peserta memahami pentingnya lembar ringkasan medis dan cara penggunaannya dalam rekam medis. Mereka akan belajar bagaimana menggunakan lembar ini untuk merangkum informasi penting tentang pasien, termasuk diagnosis utama, prosedur yang dilakukan, dan kondisi medis yang relevan.
  4. Mengetahui Pengisian dan Penataan Lembar Rekam Medis: Peserta akan dipersiapkan untuk memiliki pengetahuan tentang lembar rekam medis dan cara pengisian serta penataannya. Mereka akan belajar tentang pentingnya dokumentasi yang akurat dan sistematis dalam rekam medis, serta bagaimana mengatur informasi medis secara terstruktur untuk memudahkan akses dan analisis.

Dengan demikian, pelatihan Casemix bertujuan untuk mempersiapkan peserta dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola data pasien dengan baik, memastikan kepatuhan terhadap standar koding medis yang berlaku, dan mencegah potensi kecurangan dalam proses pengkodean.

Nah, itulah penjelasan terkait apa saja tugas dokter casemix dan mengapa pelatihan casemix menjadi penting untuk dijalani. Semoga informasi di atas terkait dokter casemix dapat bermanfaat bagi para pembaca DHealth!

teresaiswara

Add comment

Follow us

Don't be shy, get in touch. We love meeting interesting people and making new friends.

Most discussed

Advertisement