Media Sosial Menjadi Wadah Berita Hoax?

Ketika sebuah kasus yang tengah heboh menjadi perhatian publik, seringkali diikuti dengan beredarnya berita yang berseberangan dengan kejadian yang sebenarnya. Berita yang memiliki perbedaan yang amat jauh dari fakta inilah yang bisa disebut dengan berita hoax.

Hoax sendiri berasal dari bahasa inggris yang mengandung arti tipuan, menipu, berita bohong ,berita palsu atau kabar burung. Jadi dapat dikatakan bahwa Hoax adalah  kata yang berarti ketidak benaran suatu informasi.

Teknologi yang semakin berkembang, segala kemudahan bisa dirasakan oleh semua orang termasuk kemudahan mendapatkan segala informasi yang dibutuhkan. Ditambah dengan keberadaan media sosial, di mana semua orang bisa mengakses, mengunggah serta mengemukakan pendapatnya tanpa latar belakang berita yang jelas secara bebas.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pew Research Center menunjukkan bahwa pembaca media online, ternyata tidak peduli dan juga tidak ingat sumber berita yang mereka baca. Dilansir dari USA Today, hasil survey yang dilakukan oleh John S. dan James L. Knight Foundation tersebut menunjukan bahwa media sosial dan link yang tersebar di media sosial adalah media yang paling sering ditempuh pembaca untuk mendapat berita online.

Berdasarkan pada hasil survey yang dilakukan oleh Masyarakat Telematika (MASTEL) Indonesia pada Februari 2017 bahwa sosial media memegang peranan penting terhadap penyebaran berita hoax. Sebanyak 92,40% masyarakat menerima berita yang bersumber dari media sosial.

Seperti yang kita tahu, media sosial merupakan sebuah media online di mana penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.

Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia. Karena kecepatannya media sosial juga mulai tampak menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita.

Penyebaran berita hoax ini tengah menjadi sorotan tajam. Pasalnya berita tersebut seringkali membuat fitnah terhadap suatu golongan atau beberapa pihak tertentu dan hal tersebut bisa memicu kebencian. Berita yang sekarang sudah bisa diakses melalui smartphone membawa berita lebih jauh lagi ke dalam genggaman tangan kita.

Salah satu media sosial terbesar juga sudah memulai langkah-langkah utnuk memerangi berita hoax dengan memberikan sebuah label khusus pada sebuah berita yang dinilai hoax. Bagaimana cara mereka menilainya? Isi konten dinilai kebenarannya oleh pihak ketiga yang bekerja sama dengan salah satu media sosial tersebut. Apabila setelah dilakukan pemeriksaan kebenaran dan konten tersebut dinyatakan hoax maka akan diberikan tanda “disputed”. Posting yang telah dilabeli tetap beredar, sementara isi label sendiri hanya menyebutkan bahwa kebenaran isinya “diragukan”, bukan dengan tegas menyatakan bahwa konten tersebut merupakan berita palsu atau hoax.

Pada dasarnya teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan sesuatu yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia. Teknologi sendiri sebetulnya sudah sangat membuat hidup manusia lebih nyaman, lebih cepat bahkan lebih dekat. Kemajuan teknologi memang tidak melulu selalu bernilai positif, terkadang juga negatif sehingga harus diimbangi dengan kemajuan pola pikir para pengguna teknologi sendiri. Yang terpenting, untuk selalu menyaring semua berita yang masuk.