Film streaming kini menjadi favorit karena mudah ditonton melalui komputer atau ponsel. Kegiatan menonton film streaming dirasa mampu mengatasi kebosanan juga kepenatan pikiran. Sayangnya, banyak orang mengakses situs film streaming ilegal karena dianggap lebih variatif menyuguhkan beragam film lawas hingga terbaru. Sebagian orang memanfaatkan aplikasi seperti VPN untuk mengaksesnya. Padahal, mengakses situs ilegal dapat mendulang beragam risiko.
Melansir CNNIndonesia.com, situs resmi Komisi Perdagangan AS mengungkap banyak pemilik komputer yang tidak menyadari bahaya dari film streaming ilegal. Berdasarkan laporan, banyak peretas yang memanfaatkan situs ini untuk menyebarkan malware. Pemasok konten bajakan menyebar aplikasi dan add-on yang berfungsi untuk mengakses situs streaming ilegal. Jika pengguna komputer mengunduh salah satu aplikasi pembajakan ilegal itu, kemungkinan besar juga akan mengunduh malware. Saat perangkat lunak berbahaya pada aplikasi peretas sudah masuk ke jaringan nirkabel, kemungkinan akan menginfeksi perangkat lain yang terhubung ke jaringan tersebut. Kondisi ini bisa membahayakan komputer yang digunakan untuk transaksi sensitif seperti perbankan online atau belanja. Malware juga dapat mengekspos foto dan informasi pribadi lainnya.
Peretasan yang terjadi akibat serangan malware misalnya pencurian informasi kartu kredit untuk kemudian dijual ke peretas lain di dark web. Selain itu, pencurian kredensial masuk di situs tempat berbelanja dan login untuk rekening bank yang pada akhirnya akan mencuri uang di dalamnya. Malware juga dapat membuat komputer menjadi lambat atau tidak responsif, menayangkan jendela iklan, atau mengalihkan ke situs yang tidak ingin dikunjungi.
Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi CISSReC Pratama Persadha mengatakan menonton atau mengunduh film bajakan dari situs film bajakan membahayakan perangkat. Menurutnya, situs-situs film ilegal berpotensi menyusupkan malware ke perangkat pengguna. Bahaya itu disebut muncul ketika pengguna diarahkan untuk mengklik tautan tertentu sebelum film dapat diunduh atau ditonton. Tautan ini menurutnya berupa notifikasi alamat situs yang mengarahkan mereka untuk bisa melihat konten film tersebut. “Terkadang kita dipaksa untuk menerima apapun supaya bisa melihat kontennya (film bajakan). Akhirnya demi hal itu kita mengorbankan device (perangkat ponsel, laptop) kita terinfeksi malware atau virus,” terang Pratama.
Pengamat keamanan siber, Alfons Tanujaya dari Vaksin.com mengatakan malware biasanya menyerang sistem Codec atau Plugin. Codec merupakan jenis file yang digunakan untuk memainkan file audio atau video yang memiliki format lain seperti avi. Codec juga bisa disebut sebagai compressor-decompressor atau coder-decorder. Jika masyarakat tidak menginstal sistem ini, maka mereka tidak dapat menikmati film yang telah diunduh.
Jadi, lebih baik mulai sekarang kita klasifikasikan dulu ya, mana situs yang legal dan ilegal di negara kita. Jangan sampai hanya karena ingin nonton film, perangkat dan data-data penting kita malah ambyar.
Baca Juga: Dark Web, Sisi Kelam Penggunaan Internet
Tentang Docotel
Docotel 4.0 meliputi tim yang berdedikasi, berpengalaman, dan ahli dalam menyediakan produk dan solusi yang bernilai tinggi di semua industri. Kami hadir dengan visi mengatasi permasalahan sehingga dapat menciptakan pengalaman terbaik bagi klien.
Add comment