Masuknya arus digitalisasi turut membawa beberapa konsep anyar ke tengah masyarakat, salah satunya adalah big data. Meski kerap bersinggungan di kegiatan sehari-hari, tapi nyatanya sebagian besar orang masih asing dengan istilah big data. Banyak faktor yang melatarbelakangi fenomena ini, bisa saja karena kurangnya informasi terkait pengertian dasar big data juga sosialisasi beserta penerapan atas teknologi yang dimanfaatkan.
Jika ditelaah, sesungguhnya big data sudah cukup lama menjadi hal krusial ketika seseorang atau perusahaan berhubungan dengan dunia maya atau sistem online. Melansir lifewere.com, big data dipandang sebagai ilmu baru untuk memahami dan memprediksi perilaku manusia dengan mempelajari banyaknya jumlah data yang tidak terstruktur. Big data juga dikenal sebagai sebagai analisis prediktif, analisis yang memberikan hasil prakiraan tentang suatu hal yang besar kemungkinan terjadi di waktu mendatang. Masih bingung? Yuk, kita simak contoh kasus berikut!
Di 2019 ini Andi baru saja menamatkan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Tangerang. Andi berniat melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kota Tangerang. Saat proses mendaftar, Andi tidak perlu datang ke sekolah untuk mengambil dan mengisi formulir pendaftaran. Hal ini dapat terjadi karena sekarang pemerintah telah menerapkan pendaftaran siswa baru berbasis online melalui portal Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB).
Namun, setelah memasukkan seluruh data yang diminta, keinginan Andi dan banyak siswa lain untuk mengenyam pendidikan di Kota Tangerang rupanya harus diurungkan. Duduk perkaranya berawal dari diberlakukannya sistem zonasi yang mengharuskan calon peserta didik menempuh pendidikan di sekolah yang letaknya dalam radius terdekat dari domisili masing-masing. Oleh karena itu, Andi harus mencari sekolah lain yang masuk dalam opsi zonasi yang telah ditetapkan pemerintah.
Lalu, apakah data-data yang telah diinput Andi dan siswa lainnya akan membantu dalam mengetahui sekolah mana saja yang boleh dipilih? Ya tentu saja. Data-data yang diinput Andi dan siswa lain akan diolah di portal PPDB. Hasil pengolahan data tersebut akan menampilkan rekomendasi sekolah terdekat sesuai domisili calon peserta didik. Dengan demikian, setiap siswa tidak perlu bingung harus mendaftar ke mana, meski mungkin banyak yang kecewa karena tidak dapat mendaftarkan diri ke sekolah yang diinginkan sebelumnya.
Kasus tersebut menyadarkan kita begitu banyak data yang telah “disumbangkan” Andi juga calon peserta didik lain di berbagai wilayah Indonesia untuk pemerintah melalui portal PPDB. Bayangkan, itu baru satu portal, sementara masih banyak portal lain dengan berbagai tujuan yang digunakan untuk menyimpan data-data individu maupun korporasi. Hebatnya, kumpulan data tersebut mampu membantu kita mengetahui dan menyelesaikan aktivitas sehari-hari. Nah, itulah yang dimaksud dengan big data.
Harus kita akui, implementasi big data dapat mengubah cara pengambilan keputusan di berbagai bidang kehidupan, termasuk pendidikan. Teknologi ini menjadi salah satu pemicu sektor pendidikan mengalami transformasi. Big data menjadi aset bagi setiap sekolah atau institusi pendidikan karena sangat membantu untuk keperluan admnistrasi serta mendukung pengajar dan siswa sendiri dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Big data pada sektor pendidikan rupanya memunculkan impresi yang cukup luas. Sebagaimana dikabarkan New Generation Application, big data dapat mempermudah guru dalam melakukan pendekatan yang efektif dan memberikan metode menarik pada siswanya. Teknologi big data mendorong para pihak di sektor pendidikan beralih dari sistem konvensional ke modern. Berikut beberapa pemanfaatan big data untuk sektor pendidikan.
1. Hasil Pencapaian Siswa
Kini banyak sekolah juga kampus telah menerapkan ujian berbasis online yang bisa dikerjakan melalui ponsel/perangkat pintar milik siswa. Saat jawaban ujian telah diterima guru, maka data tersebut langsung diolah oleh sistem sehingga bisa langsung menghasilkan informasi mengenai hasil pencapaian siswa. Melalui analisis big data ini, guru akan lebih mudah memahami faktor apa saja yang memengaruhi peserta didik ketika hasil ujian kurang bagus atau mengalami penurunan.
Melalui analisis prediktif big data, guru pun dapat mengamati estimasi waktu yang dibutuhkan siswa untuk menjawab suatu pertanyaan dan mengetahui jenis soal apa yang membuat siswa kesulitan. Selain itu, guru dapat mengetahui mata pelajaran favorit siswa, membandingkan proses persiapan antarsiswa, mengidentifikasi jenis sumber materi yang digunakan siswa, dan merekomendasikan teknik persiapan belajar-mengajar serupa.
2. Prediksi Karier Siswa
Ayo, siapa yang waktu lulus SMA sempat bingung mau lanjut kuliah jurusan apa atau setelah wisuda belum yakin akan kerja di bidang apa? Di era ini, seorang guru atau konsultan dapat menganilisis kemajuan siswa melalui data-data yang telah dihimpun sebelumnya menggunakan sistem digital. Data tersebut nantinya akan menunjukkan dan merekomendasikan para siswa terkait bakat yang sesuai untuk digeluti beserta bidang yang cocok untuk karier mereka.
Mungkin metode seperti ini sudah sering kita lihat aat mengikuti psikotes atau melakukan sesi wawancara singkat dengan seorang konsultan. Biasanya kesimpulan wawancara dan evaluasi nilai siswa diambil secara manual dan kurang objektif. Sekarang, dengan adanya big data, maka hasilnya bisa lebih akurat. Analisis data melalui big data memungkinkan guru atau konsultan memberikan saran tentang arah karier yang sangat spesifik pada siswa.
Sebuah startup di Santa Monica, 12Twenty menawarkan solusi dalam manajemen layanan atau pusat informasi karier bagi institusi pendidikan, pelajar, dan pengusaha. 12Twenty juga menyediakan rangkaian produk seperti platform rekomendasi karier, pengelolaan proses ketenagakerjaan yang lebih efektif, memberikan pemahaman yang lebih baik kepada siswa terkait siklus perekrutan, dan membantu pengusaha menemukan kandidat sesuai keinginan dan ekspektasi. Uniknya lagi, 12Twenty memberi akses kepada pelajar untuk mengetahui informasi gaji dan daftar pertanyaan wawancara melalui database sehingga pascakelulusan para siswa dapat menyiapkan diri secara maksimal ketika ada panggilan wawacara.
3. Pengecekan Tugas
Kali ini kita beranjak ke contoh kasus dunia perkuliahan. Misalnya, seorang profesor atau dosen pembimbing ingin mengetahui validitas data dan informasi sebuah esai atau skripsi yang digarap oleh mahasiswa bimbingannya, apakah gagasan yang dituangkan dalam esai tersebut adalah hasil upaya sendiri atau hanya copy-paste?
Jelas, jika sang dosen melakukan survei atau wawancara langsung, maka sering kali mahasiswa tidak benar-benar jujur mengenai bagaimana mereka mendapatkan data atau informasi untuk esai yang telah dikerjakannya. Dengan demikian, diperlukan pengecekan yang lebih dalam melalui analisis prediktif dari big data.
Turnitin, sebuah penyedia fasilitas untuk mencocokan teks dan mendeteksi adanya plagiarisme ini dapat digunakan dosen sebagai langkah cepat untuk menelusuri keabsahan esai mahasiswa. Sistem kerjanya berjalan saat dosen memasukan isi dari esai di situs Turnitin, maka secara otomatis teks tersebut akan dicocokkan dengan kumpulan data yang ada di database Turnitin.
Cara lain yang mungkin digunakan oleh dosen, yaitu memanfaatkan Google Keyword Planner. Fitur gratis dari Google Ads ini bisa digunakan untuk menelusuri frasa atau meneliti kata kunci. Menariknya lagi, fitur tersebut dapat mengetahui berapa banyak mahasiswa yang telah mengakses kata kunci serupa. Perlu diingat, ketika seseorang mencari informasi di Google, tanpa disadari penelusuran tersebut meninggalkan jejak digital bagi database mesin pencari. Google mempunyai media penyimpanan data bernama Google File System (GFS) yang dapat menyimpan data secara terdistribusi dalam ribuan komputer.
Perbincangan mengenai perkembangan teknologi yang semakin ekstensif memang sangat menarik. Telah kita ketahui implementasi big data di sektor pendidikan telah memberikan banyak manfaat seperti beberapa poin di atas. Tentunya melalui revolusi industri yang semakin merasuki kehidupan sehari-hari, setiap informasi akan memiliki peran penting dalam menjaga dan meningkatkan kualitas pendidikan bangsa ini. Pembahasan mengenai big data masih akan ada lagi di artikel-artikel berikutnya. Pantau terus, ya!
Add comment