Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII) baru-baru ini merilis hasil survei tentang penetrasi dan perilaku pengguna internet Indonesia pada tahun 2017 lalu. Jumlah pengguna internet di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 10 juta pengguna pada tahun 2017, seperti yang dikatakan Sekertaris Jenderal APJII Henri Kasyfi Soemartono, pada tahun 2016 ada sekitar 132,7 juta pengguna internet di Indonesia dan megalami peningkatan hingga 143,26 juta pada tahun2017.
Selainitu, APJII juga memberlakukan pemetaan kategori usia dan wilayah untuk menentukan tingkat penetrasi pengguna internet di Indonesia dalam survei tersebut.
Berdasarkan kategori usia, pengguna interet Indonesia ternyata didominasi oleh usia 13 hingga 18 tahun. Wah, dedek-dedek jaman now ternyata rajin menggunakan internetya? Tingkat penetrasinya mencapai 75,5o persen. Tinggi banget!
Sementara menurut kategori wilayah, pulau Kalimantan menduduki peringkat teratas dalamhal penggunaan internet dengan angka 72,19 persen. Disusul oleh pulau Jawa dan Bali dengan angka masing-masing 57,70 persen dan 54,23 persen.
Untuk kategori wilayah kabupaten/kota, APJII membedakan antara daerah Urban, Rural-Urban dan Rural untuk mengetahui faktor penghambat penggunaan internet di Indonesia. Dalam survei APJII, kategori wilayah Urban adalah daerah administratif dengan mayoritas Gross Domestic Product (GDP) bersumber dari sektor nonpertanian. Sedangkan Rural-Urban adalah daerah administratif dengan komposisi sumber GDP seimbang antara sektor pertanian dan nonpertanian. Sementara Rural adalah daerah administratif dengan GDP mayoritas ditopang oleh sektor pertanian. Hasil survei APJII menyimpulkan bahwa ada ketimpangan penetrasi pengguna internet yang besar antara kategori Urban dengan rural-urban dan rural.
Pada kategori Urban, tingkat penetrasi pengguna internet mencapai 72,41 persen. Sementara pada kategori rural-urban dan rural, tingkat penetrasi pengguna internet masih 49,49 persen dan 48,25 persen. Data ini menunjukkan bahwa akses internet di daerah perkotaan jauh lebih mudah ketimbang kawasan perdesaan. Artinya, infrastruktur pada kategori rural masih perlu ditingkatkan lagi.
Survei APJII ini melibatkan 2.500 responden dengan margin of error sekitar 1,96 persen dan level of confidence 95 persen serta metode pengumpulan data melalui wawancara dan kuesioner. Adapun 2500 respoden tersebut tersebar di Pulau Sumatera (553 responden), Pulau Jawa (1376 responden), Kalimantan (151 responden), Sulawesi (197 responden), Bali-Nusa (142 responden) dan Maluku Papua (81 responden).