Docotel Official Blog
Kreativitas Vs Software 1

Kreativitas Vs Software

Kalau melihat sebuah gambar yang bagus atau gambar design yang menarik untuk dilihat pasti yang terbesit dipikiran banyak orang adalah

“Cara buatnya gimana ya?”

“Buatnya pakai software apa ya?”

Ya, semuanya pasti langsung terfokus pada cara membuat gambar design tersebut. Tapi, dibalik itu semua, ada si pembuat yang sebelumnya telah memikirkan konsep, sketsa, riset yang mendalam untuk membuat hasil karya desainnya itu. Jadi, itu semua bukan tergantung kepada software apa yang digunakan, melainkan dari ide-ide yang didapatkan hasil dari riset si desainer. Menjadi desainer bukan hanya fasih menggunakan software tanpa tahu _design thinking_nya.

Sebelum bahas software apa yang dipakai supaya hasil desain bagus, harus dipikirkan dulu idenya seperti apa. Setiap orang memiliki sisi kreatifnya masing-masing, yang dibutuhkan adalah pembiasaan. Edward de Bono adalah salah satu eksponen dalam pemikiran kreatif, dalam bukunya yang berjudul Six Thinking Hats ia mengatakan bahwa otak manusia memiliki satu keunggulan (dan sekaligus kelemahan), yaitu terprogram untuk membuat pola aktivitas berdasarkan rutinitas kita. Jadi setiap pagi kita tidak perlu pusing lagi berfikir caranya mandi, caranya memakai jam tangan, cara makan dan lain sebagainya karena itu sudah menjadi rutinitas.

Kita melatih otak untuk mencari jalan alternatif dari kebiasaan-kebiasaan tersebut, seperti layaknya mencari jalan alternatif saat terjadi kemacetan di Jakarta yang membuat kamu mengunjungi rute-rute yang tidak lazim. Jadi, ide itu penting ditemukan diawal, setelah ide didapat, tinggal gimana mengeksekusi ide tersebut.

Setelah ide didapat, barulah menentukan software apa yang ingin digunakan. Menurut Oxford Dictionaries: “Software is the programs and routines for a computer or the program material for an electronic device which make it run.”

Bisa dibilang software ini seperti sebuah perangkat yang menerjemahkan perintah-perintah yang dijalankan oleh si pengguna untuk mempermudah proses pengerjaan. Dalam hal ini, software desain digunakan untuk menunjang sebuah karya desain yang mengandung unsur estetika dan komunikatif.

Sama halnya dengan seorang programmer. Seorang programmer dalam tugasnya mereka memerlukan keterampilan interpersonal yang baik untuk bertemu dengan klien. Setelah itu, programmer juga harus bisa mengidentifikasi dan mengajukan pertanyaan yang tepat untuk memahami kebutuhan klien. Sebab, kebutuhan klien yang tidak dipahami secara tepat akan mengakibatkan hasil yang tidak sesuai dengan ekspektasi.

Seorang programmer juga harus menggunakan pemikiran analitis untuk secara logis mengimplemetasikannya dalam sebuah flow chart. Skenario “if, then” harus ikut diperhitungkan. Programer juga mesti memperhitungkan tidak hanya langkah logis yang akan membawa input data dari satu titik ke titik lain, tetapi juga mengantisipasi kemungkinan timbulnya masalah terhadap model kerja tertentu.

Ketika proses desain telah selesai, lalu programer menerjemahkan flow chart ke dalam kode komputer. Ada ratusan bahasa pemrograman, termasuk C ++, Perl, Java, Visual Basic, FORTRAN, Apple Script dan D.

Ketika sudah selesai, sebuah perangkat lunak akan memasuki tahap selanjutnya yang disebut debugging. Seorang programer komputer juga akan mencoba beberapa skenario penggunaan tidak normal untuk melihat apakah suatu software tetap bisa berfungsi baik atau mengalami kegagalan. Setelah itu, perangkat lunak akan mengalami pengujian beta. Pada tahap ini program mulai dirilis untuk digunakan namun dengan pemahaman bahwa akan tetap dibutuhkan modifikasi sebelum rilis stabil dapat dirilis.

Kreatifitas yang dimiliki oleh seorang programmer dalam mengembangkan serta berinovasi dengan programnya akan membuat klien tidak akan merasa bosan dengan hasil kerja yang dilakukan. Karena akan selalu ada yang baru dari program kita baik fitur, grafis serta kinerja. Seseorang yang selalu makan ayam goreng pastinya ada rasa bosan jika mengkonsumsinya dalam waktu yang lama, nah disinilah seorang programer di tuntut agar membuat klien merasa nyaman dan tidak bosan dengan program kita.

Dari penjabaran tersebut, bisa dilihat dong siapa pemeran utamanya? Yap, dalam hal ini pemeran utamanya terletak pada kemampuan kreativitas yang didukung dengan kemampuannya menggunakan software sebagai alat penunjangnya.

Kreativitas mungkin juga bisa menjadi software jika memposisikan otak sebagai hardwarenya. Software desain juga bisa mengasah kreativitas, dengan ketekunan dan rasa ingin tahu yang tinggi serta kemampuan eksplorasi dari si pembuat karya. Jadi semua hal kembali pada diri sendiri. Bahwa untuk membuat sebuah karya ada pada kemampuan dalam mengolah rasa dan ide lalu diteruskan kedalam sebuah gambar digital. Software hanya sebagai penunjang, tetapi kreativitas itu bisa dikatakan sebagai suatu hal yang mutlak.

docobot

Follow us

Don't be shy, get in touch. We love meeting interesting people and making new friends.

Most discussed

Advertisement