Musim mudik telah tiba. Musim dengan traffic paling padat di Indonesia ini menjadi momen bagi sebagian besar masyarakat untuk pulang ke kampung halaman menggunakan berbagai moda transportasi, termasuk jalur darat seperti mobil. Mudik menggunakan menggunakan jalur darat banyak dipilih karena lebih fleksibel, utamanya jika ingin berhenti untuk beristirahat.
Namun, seiring dengan meningkatnya minat masyarakat untuk mudik menggunakan mobil, potensi kemacetan yang terjadi di jalur mudik akan semakin tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut, ada beberapa aplikasi pada smartphone yang dapat digunakan untuk menghindari jalur macet saat mudik. Tak hanya itu, aplikasi-aplikasi ini juga berguna untuk mencari informasi mengenai jalur-jalur tercepat, rest area, ATM, tempat pengisian bahan bakar terdekat, tempat-tempat kuliner di sekitar jalur mudik, dan sebagainya.
Mau tahu apa saja aplikasi untuk mempermudah mudik ala era industri 4.0 ini? Yuk, simak ulasan berikut!
-
Google Maps
Untuk aplikasi yang satu ini, pasti sudah banyak yang mengenalnya, bukan? Melansir dari Think With Google! Aplikasi besutan Google ini sudah diunduh lebih dari satu miliar kali setiap tahunnya. Google Maps tak hanya membantu menampilkan jalur-jalur yang bisa ditempuh untuk mencapai tujuan, tapi penggunanya juga dapat memanfaatkan fitur “hindari kemacetan” atau “hindari tol” untuk jalur yang lebih cepat.
Google Maps kini juga sudah dilengkapi oleh navigasi dari Google Assistant yang membantu pengemudi untuk tetap fokus pada jalanan dengan menghidupkan speaker dari smartphone untuk memandu perjalanan dengan suara yang menunjukkan titik kemacetan, jalur tercepat, panduan berbelok atau informasi lampu lalu lintas. Selain itu, Google Maps masih bisa berfungsi di mode offline sehingga kita tak perlu khawatir ketika kehilangan jaringan atau kehabisan paket data internet.
Google Maps juga menyediakan fitur pencarian tempat pengisian bahan bakar, ATM, rest area serta restoran terdekat yang dapat dikunjungi para pemudik untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. Google Maps juga dapat menampilkan estimasi waktu hingga keterlambatan yang kita butuhkan untuk mencapai tempat tujuan.
-
Waze
Hampir mirip dengan Google Maps, namun aplikasi ini juga menampilkan informasi dari beberapa fitur yang lebih menarik untuk dijelajahi. Dilansir dari tekno.tempo.com, Waze mampu menyediakan informasi mengenai kecelakaan, cuaca, perbaikan jalan, hingga razia polisi.
Waze juga memberikan fasilitas kepada komunitas untuk saling berbagi informasi dan berperan aktif melaporkan hal-hal yang terjadi di sepanjang jalan sehingga data-data yang ditampilkan dalam aplikasi ini dapat terus diperbarui untuk semua Wazer (sebutan bagi pengguna Waze).
Bagi pengguna iOS yang dalam sistem bawaannya tidak tersedia layanan Google Maps, Waze bisa dijadikan alternatif sebagai aplikasi penunjuk arah. Pada Play Store, Waze telah diunduh sebanyak lebih dari seratus juta kali.
-
NTMC Mudik
Bagi pengguna yang lebih mencintai produk-produk lokal, aplikasi ini dapat dipilih untuk karena dibuat oleh Korlantas Mabes Polri, khusus untuk memantau lalu lintas publik dan mempermudah masyarakat dalam perjalanan selama arus mudik dan arus balik.
NTMC Mudik dibuat pada 2018 lalu dan telah banyak diakses oleh masyarakat. Selain informasi dari Polri, aplikasi ini memungkinkan penggunanya untuk mengakses layanan tambahan yang terintegrasi dengan kepolisian seperti Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Kesehatan, Jasa Marga dan Jasa Raharja. NTMC Mudik juga menyediakan fitur pendaftaran mudik online bagi masyarakat yang ingin melakukan registrasi kendaraan mudiknya kepada kepolisian.
Melalui NTMC Mudik, kita juga dapat memantau info mengenai daerah rawan macet, rawan kecelakaan, rawan longsor rumah makan, SPBU, hingga pasar tumpah. Aplikasi ini juga memiliki fitur telepon polisi, telepon jalan tol, telepon pelabuhan hingga bandara untuk emergency.
-
Here WeGo
Serupa dengan Google Maps dan Waze, aplikasi ini memiliki fitur-fitur yang juga sejenis. Kelebihan dari aplikasi ini terletak pada kemampuannya untuk beroperasi pada mode offline sehingga pengguna lebih mudah mengakses tanpa perlu menggunakan koneksi internet yang tak jarang tiba-tiba menghilang saat memasuki area tertentu.
Aplikasi ini juga memiliki fitur Voice Navigation dan informasi Public Transport yang menampilkan alternatif jalur atau transportasi terintegrasi lainnya yang dapat digunakan oleh pemudik jika menggunakan transportasi umum.
-
Peta Jelajah Nusantara
Menyambut musim mudik Lebaran yang sudah di depan mata, Kementerian Perhubungan bersama PT XL Axiata menghadirkan aplikasi peta digital bernama “Peta Jelajah Nusantara”.
Aplikasi yang terintegrasi dengan Google Maps ini memiliki misi sebagai sarana pemandu masyarakat dalam memperoleh Informasi yang dibutuhkan ketika melakukan perjalanan darat di seluruh wilayah Indonesia.
Melalui aplikasi peta digital ini, pengguna dapat mengetahui keberadaan dan info seputar posko kesehatan, posko mudik, terminal, informasi tentang area rawan kecelakaan, dan tentunya memberikan jalur alternatif.
-
Travoy
Travel with Comfort and Joy atau disingkat Travoy merupakan aplikasi yang diluncurkan oleh PT Jasa Marga Tbk. Travoy bisa dikatakan merupakan aplikasi untuk melakukan perencanaan perjalanan mudik. Caranya, dengan memasukan tanggal keberangkatan, kemudian data tersebut akan terintegrasi dengan data dari pengguna lainnya. Dengan demikian, pemudik bisa memantau berapa banyak jumlah pemudik di tanggal yang sama. Kehadiran Travoy diharapkan bisa memprediksi kemacetan di tanggal yang telah dipilih.
Travoy juga memungkinkan pemudik untuk memperoleh informasi di mana saja lokasi rest area yang sudah melebihi kapasitas. Selain itu, melalui aplikasi ini pemudik pun bisa mendapatkan informasi mengenai tarif tol di seluruh Indonesia sehingga bisa membantu pemudik dalam menyiapkan saldo e-tol sebelum melakukan perjalanan melalui ruas tol.
Uniknya lagi ada fitur Yuk Mampir yang menyediakan fasilitas informasi terkait tempat-tempat wisata di sekitar ruas jalan tol. Oleh sebab itu, aplikasi ini pun bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Aplikasi ini juga memanjakan pengguna karena dapat digunakan untuk memesan makanan di rest area yang jaraknya 20 kilometer, lho! Wah, penasaran bukan? Kamu bisa mengunduh aplikasinya dengan sistem Android di Play Store.
-
Lewat Mana
Ada lagi aplikasi Lewat Mana yang dapat menjadi referensi pemudik sebagai aplikasi navigasi ketika menjelang arus mudik. Aplikasi yang dilengkapi dengan Diving Mode ini dapat dimanfaatkan pemudik untuk memantau arus lalu lintas terkini agar tidak terjebak kemacetan.
Aplikasi LM ini memiliki keunggulan dibanding dengan aplikasi peta digital lainnya, di antaranya aitu mengetahui titik-titik kemacetan di jalan, terhubungan CCTV dengan keakuratan tinggi, dan user friendly atau ringan dan mudah digunakan. Perlu diingat, untuk saat ini aplikasi tersebut baru mencakup wilayah Jabodetabek, tapi aplikasi ini direncanakan akan dikembangkan untuk wilayah Bandung, Surabaya, dan Bali.
-
MaxStream
Tepat 27 Mei 2019, aplikasi MAXstream besutan Telkomsel dan Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Korlantas Polri) berhasil diluncurkan dan sudah dapat diakses oleh masyarakat luas hingga 26 juni 2019 mendatang. Melalui aplikasi ini pemudik dapat melihat Live-Streaming 50 CCTV di saluran Mudik Hepi 2019.
Dalam Saluran Mudik Hepi 2019 tersebut menampilkan juga tentang pantauan keadaan jalur mudik melalui 50 CCTV Korlantas yang tersebar di beberapa titik keramaian seperti Pelabuhan Merak, Bakauheni, dan Ketapang.
Nah, itulah beberapa aplikasi peta digital yang bisa dijadikan referensi sebagai sarana navigasi para pemudik ketika pulang kampung. Sudah mempersiapkan mudikmu? Semoga dengan kehadiran aplikasi-aplikasi tersebut dapat memudahkan perjalanan mudik kamu, ya!
Add comment