Beragam jenis transaksi di dunia keuangan seperti transaksi transfer membuat lembaga keuangan memiliki kesempatan menjadi jalur masuk aset dari hasil kejahatan atau pendanaan ilegal yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan pelaku kejahatan. Oleh karena itu, Bank Indonesia sebagai lembaga yang sah dalam regulasi keuangan di indonesia membentuk program anti pencucian uang atau Anti Money Laundering (AML) dan pencegahan pendanaan terorisme atau Counter-Terrorism Financing.
Program ini berlaku untuk seluruh lembaga penyedia jasa keuangan di tanah air sebagai bentuk regulasi demi mengawasi tingkat kompleksitas produk, model bisnis, teknologi, dan informasi. Singkatnya program ini mencegah aksi Anti Money Laundering (AML) di lembaga di bawah pengawasan Bank Indonesia. Guna menjaga keseimbangan inovasi financial technology dan perlindungan konsumen, menjaga integritas, dan stabilitas menjadi tujuan utama adanya pengadaan AML KYC dan Counter-Terrorism Financing.
Docotel teknologi adalah salah satu lembaga penyedia solusi bisnis berbasis teknologi yang terpercaya dan bekerja dibawah izin Bank Indonesia dan OJK. Docotel membangun solusi berbasis teknologi demi mendukung kemajuan perkembangan teknologi tanah air. Selain melebarkan jaringnya ke sektor kesehatan, security devices, Docotel Teknologi juga sudah memasuki ranah teknologi finansial atau fintech technology salah satunya adalah aplikasi electronic know your customer atau sering disebut KeyPoin e-KYC.
KeyPoin e-KYC milik Docotel Teknologi ini merupakan agregator platform solusi terpadu untuk e-KYC yang berperan dalam menganalisis dan memverifikasi data pelanggan yang dapat diakses melalui portal atau berbasis API.
e-KYC mendukung proses KYC yang masih konvensional demi mengatasi human error, menjaga efisiensi waktu, dan data pelanggan yang terintegrasi, selain itu menjadi solusi praktis monitoring proses KYC. Sebelum lebih jauh membahas teknologi e-KYC docotel. Ada baiknya kita memahami lebih lanjut tentang Anti Money Laundering (AML) di artikel kali ini.
Bank Indonesia sebagai Pemimpin AML compliance di Tanah Air
Freepik
Anti Money Laundering (AML) adalah sebuah regulasi yang bermaksud untuk memberhentikan tindak kriminal penyamaran dana yang didapatkan secara ilegal menjadi pendapatan yang sah.
AML (Anti-Money Laundering) compliance di Indonesia diatur oleh Bank Indonesia, otoritas moneter negara tersebut. Bank Indonesia bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengatur kegiatan perbankan, termasuk kepatuhan terhadap peraturan anti-pencucian uang.
Bank Indonesia menerbitkan berbagai peraturan dan pedoman terkait AML compliance yang harus diikuti oleh lembaga keuangan di Indonesia, termasuk bank-bank.Lembaga keuangan diwajibkan untuk mendaftarkan dan melaporkan transaksi keuangan yang mencurigakan kepada otoritas yang berwenang, seperti Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) di Indonesia.
Peraturan Bank Indonesia Terkait AML
Peraturan BI Nomor 18/17/PBI/2016: Merupakan peraturan utama yang mengatur tentang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang di sektor perbankan.
Pedoman Pengelolaan Risiko Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme: Bank Indonesia menerbitkan pedoman ini untuk membantu lembaga keuangan dalam mengelola risiko pencucian uang dan pendanaan terorisme.
Peraturan BI tentang Tata Cara Pelaporan Transaksi Keuangan yang Mencurigakan oleh Lembaga Keuangan: Menetapkan tata cara pelaporan transaksi keuangan yang mencurigakan kepada PPATK.
Melalui website resmi Bank Indonesia bahwa ada sebuah blueprint baru di dunia Sistem Pembayaran di Indonesia yaitu SPI Vision 2025. Sistem Pembayaran Indonesia 2025 memiliki visi menjamin keseimbangan antara inovasi dengan perlindungan konsumen, integritas dan stabilitas serta persaingan usaha yang sehat melalui penerapan prinsip Know Your Customer (KYC) dan Anti Pencucian Uang/Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU/PPT), kewajiban keterbukaan data/ informasi/bisnis publik, dan penerapan regtech dan suptech dalam kewajiban pelaporan, regulasi dan pengawasan.
Bank Indonesia juga berpartisipasi dalam kerja sama nasional dan internasional dalam memerangi pencucian uang, termasuk pertukaran informasi dengan lembaga serupa di negara lain.
-
Kerjasama Nasional
Bank Indonesia terus aktif dan terus-menerus berkoordinasi dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI), Badan Narkotika Nasional (BNN), Kementerian Keuangan, dan lembaga terkait lainnya untuk memperkuat implementasi APU PPT.
-
Kerjasama Internasional
Bank Indonesia secara aktif bekerjasama dengan Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), Bank of Thailand (BoT), Bank Sentral Brunei Darussalam (BDCB), Bank Sentral Uni Emirat Arab (CBUAE), Otoritas Moneter Singapura (MAS), serta lembaga internasional lainnya. BI terus berupaya untuk memperluas kerjasama APU/PPT dengan otoritas asing lainnya.
AML KYC (Anti-Money Laundering Know Your Customer)
AML KYC adalah konsep dan praktik yang digunakan oleh lembaga keuangan untuk mencegah dan mendeteksi pencucian uang dan aktivitas terkait kejahatan keuangan lainnya dengan mengidentifikasi dan memverifikasi identitas nasabah mereka.
1. Anti-Money Laundering (AML)
Merujuk pada serangkaian tindakan, undang-undang, dan kebijakan yang ditetapkan untuk mencegah orang yang memperoleh dana secara ilegal (melalui kegiatan kriminal) untuk melegalkannya melalui sistem keuangan.
2. Know Your Customer (KYC)
Merupakan proses yang dilakukan oleh lembaga keuangan untuk mengumpulkan informasi identifikasi dan keuangan tentang nasabah mereka untuk memastikan bahwa mereka dapat mengenali dan memahami dengan baik siapa nasabah mereka.
Praktik AML KYC
-
Pengumpulan Informasi
Lembaga keuangan mengumpulkan informasi identifikasi pribadi dan keuangan tentang nasabah mereka, termasuk nama lengkap, alamat, tanggal lahir, nomor identifikasi, sumber dana, dan tujuan akun.
-
Verifikasi Identitas
Informasi yang dikumpulkan kemudian diverifikasi menggunakan dokumen resmi seperti KTP, paspor, atau dokumen lain yang dapat dipercaya.
-
Penilaian Risiko
Lembaga keuangan melakukan penilaian risiko terhadap nasabah mereka berdasarkan profil mereka, aktivitas transaksi, dan faktor-faktor lainnya.
-
Pemantauan Transaksi
Transaksi nasabah dipantau secara terus-menerus untuk mendeteksi pola transaksi yang mencurigakan atau tidak wajar, yang mungkin mengindikasikan aktivitas pencucian uang atau kejahatan keuangan lainnya.
-
Pelaporan Transaksi Mencurigakan
Jika ditemukan transaksi yang mencurigakan, lembaga keuangan wajib melaporkannya kepada otoritas yang berwenang, seperti Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) di Indonesia.
AML KYC di Indonesia
Di Indonesia, AML KYC diatur oleh Bank Indonesia dan lembaga keuangan diwajibkan untuk mematuhi peraturan yang ditetapkan. Bank Indonesia telah menerbitkan berbagai peraturan dan pedoman terkait dengan praktik AML KYC yang harus diikuti oleh lembaga keuangan di negara ini.
Praktik AML KYC di Indonesia sangat penting dalam menjaga integritas sektor keuangan, mencegah pencucian uang, dan meminimalkan risiko terhadap kejahatan keuangan lainnya. Dengan menerapkan proses AML KYC yang ketat, lembaga keuangan dapat memastikan bahwa mereka memahami dengan baik siapa nasabah mereka dan mencegah penggunaan akun mereka untuk tujuan kriminal.
AML Checking
AML checking atau pemeriksaan untuk pencegahan pencucian uang (Anti-Money Laundering) di Indonesia melibatkan serangkaian langkah untuk mendeteksi dan mencegah aktivitas pencucian uang di sektor keuangan.
Sumber: Freepik
Teknologi dan alat yang digunakan dalam AML checking merujuk pada berbagai sistem, perangkat lunak, dan teknologi yang digunakan oleh lembaga keuangan untuk memantau, menganalisis, dan mendeteksi pola-pola transaksi yang mencurigakan atau tidak wajar yang dapat mengindikasikan aktivitas pencucian uang atau pendanaan terorisme. Berikut adalah beberapa teknologi dan alat yang umum digunakan dalam proses AML checking:
-
Perangkat Lunak Analisis Data
Lembaga keuangan menggunakan berbagai jenis perangkat lunak analisis data untuk memeriksa transaksi keuangan dengan cepat dan efisien. Perangkat lunak ini dapat memfilter dan menganalisis volume data besar untuk mencari pola-pola transaksi yang mencurigakan.
-
Sistem Identifikasi Nasabah Otomatis
Sistem identifikasi nasabah otomatis digunakan untuk mengumpulkan dan memverifikasi informasi identifikasi nasabah secara otomatis, memungkinkan lembaga keuangan untuk mempercepat proses AML KYC dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi.
-
Perangkat Lunak Pencarian Daftar Hitam
Perangkat lunak ini digunakan untuk memeriksa transaksi nasabah terhadap daftar hitam yang berisi informasi tentang individu, entitas, atau negara yang telah dikenai sanksi atau terlibat dalam aktivitas kejahatan.
-
Analisis Pola Transaksi
Algoritma dan teknologi analisis pola transaksi digunakan untuk mengidentifikasi pola-pola transaksi yang mencurigakan, seperti transaksi besar-besaran, serangkaian transaksi kecil yang saling terkait, atau pola transaksi yang tidak konsisten dengan profil nasabah.
-
Penggunaan Teknologi Blockchain
Teknologi blockchain dapat digunakan untuk memantau dan melacak aliran dana secara real-time, memungkinkan lembaga keuangan untuk melacak asal-usul dan tujuan dana dengan lebih akurat.
-
Sistem Deteksi Anomali
Sistem deteksi anomali digunakan untuk mengidentifikasi transaksi yang keluar dari pola transaksi normal nasabah, sehingga memungkinkan lembaga keuangan untuk mengidentifikasi aktivitas mencurigakan dengan lebih cepat.
-
Integrasi dengan API dan Data Eksternal
Integrasi dengan API dan data eksternal memungkinkan lembaga keuangan untuk mengakses informasi tambahan, seperti data pribadi, catatan kriminal, atau informasi keuangan dari sumber eksternal untuk memperkaya analisis mereka.
Dengan menggunakan teknologi dan alat yang tepat dalam proses AML checking, lembaga keuangan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam mendeteksi dan mencegah aktivitas pencucian uang dan pendanaan terorisme, serta memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.
Melalui proses AML checking yang efektif, lembaga keuangan di Indonesia dapat membantu mencegah penggunaan sistem keuangan untuk tujuan kriminal dan memastikan integritas sektor keuangan secara keseluruhan.
Key Point Tanggung Jawab AML Analyst
Seorang AML analyst memainkan peran yang krusial dalam mencegah kejahatan finansial seperti pencucian uang, terrorist financing, dan fraud di institusi keuangan. Tugas utama seorang analis AML adalah bertanggung jawab monitoring transaksi, memimpin investigasi, dan memastikan regulasi AML berjalan dengan benar. Berikut dijelaskan lebih lagi mengenal tugas AML analyst:
-
Monitoring Transaksi
Hal-hal yang dilakukan oleh analis AML saat pemantauan meliputi peninjauan dan analisis transaksi harian untuk mengidentifikasi pola atau perilaku mencurigakan dalam rangkaian transaksi tersebut. Seorang analis AML juga berkewajiban mengeskalasi isu yang signifikan yang didapat dari hasil sistem monitoring otomatis.
-
Customer Due Diligence (CDD)
CDD adalah kegiatan identifikasi, verifikasi, dan pemantauan di masa orientasi calon nasabah dan pemantauan berkelanjutan terhadap kecocokan informasi identitas mereka. Pemantauan berkelanjutan ini disebut sebagai Enhanced Due Diligence (EDD) dimana investigasi dilakukan kepada nasabah berisiko tinggi, atau orang-orang yang terjun dalam politik, atau nasabah yang datang dari lingkup yurisdiksi.
-
Kepatuhan Kebijakan dan Pembaharuan Regulasi
Tim AML Analyst akan memastikan semua tindakan dan proses sudah mematuhi kebijakan internal dan eksternal. Tetap mendapatkan informasi terkini tentang perubahan undang-undang dan peraturan AML.
-
Data Analyst dan Risk Profiling
AML analyst menggunakan perangkat lunak dan alat analisis data untuk memeriksa data transaksi keuangan nasabah. Mereka mencari pola-pola yang tidak biasa atau mencurigakan, seperti transaksi besar-besaran, serangkaian transaksi kecil yang saling terkait, atau aktivitas yang tidak konsisten dengan profil risiko nasabah.
-
Kolaborasi dan Komunikasi
Selain bekerja sama dengan departemen internal seperti compliance, tim hukum, dan manajemen resiko untuk menemukan isu AML, Analyst AML menjalin kerja sama dengan lembaga pengatur dan penegak hukum jika diperlukan.
-
Pelatihan dan Program Kepedulian
Bank Indonesia mendorong lembaga keuangan untuk menyediakan pelatihan kepada karyawan mereka tentang tanda-tanda pencucian uang dan praktik terbaik dalam mengidentifikasi dan melaporkan transaksi yang mencurigakan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan karyawan dalam mematuhi peraturan AML.
Tantangan dan Praktik Terbaik sebagai AML Analyst
-
Beradaptasi dengan Metode Baru dan Tetap Terkini
Secara terus-menerus menyesuaikan diri dengan teknik pencucian uang yang baru dan taktik kriminal yang berkembang, dan selalu mengikuti tren terbaru dan perubahan regulasi.
-
Keahlian dan Teknologi Selaras
Memanfaatkan teknologi analitik canggih dan pembelajaran mesin untuk meningkatkan kemampuan deteksi. Menggabungkan sistem otomatis dengan analisis ahli untuk mengurangi positif palsu dan meningkatkan akurasi.
-
Patuh Terhadap Regulasi
secara konsisten memenuhi persyaratan regulasi yang ketat dan menghindari denda serta sanksi. Secara rutin meninjau dan memperbarui kebijakan serta prosedur AML untuk mempertahankan kepatuhan dan efektivitas.
AML analyst menjadi bagian yang sangat penting dalam melindungi lembaga keuangan dari eksploitasi untuk kegiatan ilegal. Peran mereka memerlukan perpaduan antara keterampilan analitis, pengetahuan regulasi, dan perhatian terhadap detail untuk mendeteksi dan mencegah pencucian uang serta kejahatan keuangan terkait secara efektif.
Pentingnya Upaya Pencegahan Money Laundering untuk Memastikan Integritas Sektor Keuangan
Sumber: Freepik
-
Pemeliharaan Integritas Keuangan
Upaya pencegahan pencucian uang dan pendanaan terorisme sangat penting untuk memelihara integritas sektor keuangan. Dengan mencegah penyalahgunaan sistem keuangan untuk mencuci uang hasil kejahatan atau mendanai aktivitas terorisme, sektor keuangan dapat mempertahankan kepercayaan publik dan reputasi mereka sebagai entitas yang bertanggung jawab dan aman.
-
Mencegah Risiko dan Kerugian
Pencegahan pencucian uang dan pendanaan terorisme juga membantu mengurangi risiko dan kerugian keuangan yang dapat timbul akibat keterlibatan dalam transaksi ilegal. Dengan meminimalkan eksposur terhadap aktivitas kejahatan, lembaga keuangan dapat melindungi diri mereka sendiri dan nasabah mereka dari konsekuensi yang merugikan.
Tantangan dan Peluang dalam Pengembangan AML Compliance di Masa Depan
-
Tantangan Teknologi
Dengan berkembangnya teknologi, tantangan baru muncul dalam pengembangan AML compliance. Misalnya, penggunaan teknologi blockchain dan cryptocurrency memperkenalkan tantangan baru dalam melacak aliran dana secara anonim, sementara kejahatan cyber menghadirkan risiko baru dalam hal keamanan data dan identitas.
-
Harmonisasi Regulasi
Di tengah dinamika perubahan regulasi di tingkat nasional dan internasional, tantangan utama adalah memastikan harmonisasi antara berbagai kerangka regulasi yang berlaku. Ini memerlukan kerja sama antara pemerintah, lembaga keuangan, dan badan pengawas untuk mengembangkan standar yang konsisten dan efektif dalam pencegahan pencucian uang dan pendanaan terorisme.
-
Pemanfaatan Teknologi
Sementara itu, ada peluang besar dalam pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan efektivitas AML compliance. Penggunaan kecerdasan buatan, analisis data yang canggih, dan teknologi blockchain dapat membantu lembaga keuangan dalam mendeteksi dan mencegah aktivitas kejahatan keuangan dengan lebih efisien dan tepat waktu.
-
Pelatihan dan Pengembangan Tenaga Kerja
Peluang lainnya terletak pada pelatihan dan pengembangan tenaga kerja dalam bidang AML compliance. Dengan meningkatkan pemahaman dan keterampilan personal dalam menganalisis dan menanggapi aktivitas mencurigakan, lembaga keuangan dapat memperkuat pertahanan mereka terhadap ancaman pencucian uang dan pendanaan terorisme.
Kesimpulan
Dalam rangka memastikan integritas sektor keuangan dan menghadapi tantangan yang kompleks dalam pengembangan AML compliance di masa mendatang, penting bagi lembaga keuangan untuk terus berinovasi dan mengadopsi teknologi yang canggih.
Dengan demikian, mereka dapat meningkatkan efektivitas dalam mendeteksi dan mencegah aktivitas pencucian uang dan pendanaan terorisme, sambil memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.
Salah satu teknologi terkemuka yang dapat mendukung lembaga keuangan dalam upaya mereka adalah Electronic Know Your Customer (EKYC). Docotel sebagai penyedia solusi teknologi terkemuka, menawarkan platform EKYC yaitu KeyPoin e-KYC agregator platform solusi terpadu untuk e-KYC, untuk menganalisis dan memverifikasi data pelanggan Anda dengan lancar, bebas kerumitan dan dapat diakses melalui portal atau berbasis API.
Dengan solusi KeyPoin EKYC Docotel, lembaga keuangan dapat mempercepat proses identifikasi nasabah, memastikan kepatuhan terhadap peraturan AML KYC, dan meningkatkan pengalaman nasabah secara keseluruhan.
Dengan mengadopsi teknologi KeyPoin e-KYC milik Docotel, lembaga keuangan dapat memperkuat pertahanan mereka terhadap risiko pencucian uang dan pendanaan terorisme sambil meningkatkan efisiensi operasional dan memberikan layanan yang lebih baik kepada nasabah.
Dengan demikian, mereka dapat memainkan peran yang lebih efektif dalam memelihara integritas sektor keuangan dan membangun fondasi yang kokoh untuk pertumbuhan berkelanjutan di masa mendatang.
Kamu bisa menelusuri lebih dalam tentang berbagai produk Docotel Teknologi dan temukan semua yang perlu kamu ketahui dengan mengunjungi blog Docotel Teknologi.
Add comment