Bukan rahasia lagi, sekarang kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) telah merambah ke industri musik. Beragam aplikasi penyedia layanan musik gratis muncul dengan memanfaatkan AI untuk menciptakan playlist yang lebih personal dan sesuai minat musik penggunanya. Tidak hanya itu, lewat AI beberapa artis terkenal mulai dari Arca, Holly Herndon, Toro y Moi, hingga Björk telah menciptakan aransemen musik baru. Jelas, hal ini mendorong dunia musik menjadi lebih berwarna. Bahkan, kini AI bisa ditugaskan untuk memprediksi nasib artis.
Snafu Records, label musik baru dari Amerika Seriat mampu memprediksi artis mana yang akan bersinar di masa depan. Snafu menggambarkan dirinya sebagai label musik pertama yang membawa pendekatan baru lewat peranan AI untuk menemukan orang berbakat di bidang musik. Wah, mantap!
Kok, bisa seperti itu, ya? Jadi, Snafu mengklaim telah menggunakan algoritma berbasis AI untuk menganalisis sekitar 150.000 lagu dari artis-artis tidak berlabel di platform musik dan video seperti Spotify, SoundCloud, Youtube, dan TikTok setiap minggunya. Selain menggali melalui angka streaming di berbagai platform, Snafu juga memperhitungkan setiap unggahan blog, penambahan daftar putar, bahkan kicauan di Twitter untuk memperkirakan artis mana yang mungkin akan populer. Lalu, lanjut dengan evaluasi berdasarkan engagement atau keterlibatan pendengar, sentimen pendengar, dan musik itu sendiri.
Pada tahap berikutnya sistem akan mencari artis mana yang menciptakan musik atau lagu dengan kriteria mirip musik populer, memiliki sentuhan berbeda, dan terdengar segar. Di titik terakhir, giliran tim Artis dan Repertoar (A&Rs) turun tangan untuk menarik kesimpulan 15-20 artis yang paling memungkinkan dan menjanjikan akan bersinar. Setelah dilakukan penyaringan para artis akan dihubungi dan ditawarkan kontrak dengan durasi yang lebih singkat dibanding kontrak label rekaman pada umumnya.
Snafu Rrecords mengaku teknologi garapannya tersebut dapat mengenali artis yang tingkat popularitasnya masih rendah dalam beberapa hari setelah lagu dirilis, dibandingkan secara manual yang membutuhkan waktu cukup lama. Namun, perlu dicatat! Dikarenakan Snafu sebuah label musik baru dan teknologi yang diimplementasikan juga masih baru, maka belum ada banyak data untuk mengukur tingkat kesuksesan dari proyek ini.
Walaupun begitu, label yang diluncurkan pada Maret 2020 ini sudah mengumpulkan total pendanaan sebesar 2,9 juta dollar AS dari sejumlah investor dan telah merangkul 16 artis. Dari sederet artis tersebut, baru satu yang populer dan terjaring oleh sistem, yaitu MishCatt musisi jazz yang membawakan lagu Fades Away dan sudah disiarkan sebanyak 5 juta kali hanya dalam kurun waktu lima pekan sejak dirilis.
Adapun tujuan Snafu menerapkan teknologi AI antara lain untuk merekrut musisi sebagai artis di label tersebut, yang Ankit Desai, CEO Snafu menyatakan kehadiran label ini untuk mempermudah dalam menemukan artis-artis berbakat, dengan AI mereka akan mendapatkan akses keahlian di industri musik dan dukungan pemasaran dengan imbalan dari pendapatan streaming. Hal ini merupakan inovasi, mengingat mayoritas label masih menggunakan cara lama untuk mencari artis dengan rekomendasi manusia, bukan mesin. Salah satu yang membuat Snafu Records berbeda, tidak lain karena keberhasilannya menggabungkan sumber daya manusia dan kecanggihan mesin sekaligus.
Baca Juga: AI Gantikan Pejabat Eselon ASN, Mungkinkah?
Tentang Docotel
Docotel 4.0 meliputi tim yang berdedikasi, berpengalaman, dan ahli dalam menyediakan produk dan solusi yang bernilai tinggi di semua industri. Kami hadir dengan visi mengatasi permasalahan sehingga dapat menciptakan pengalaman terbaik bagi klien.
Add comment