Docotel Official Blog
Desainer: Remember! it’s not about me.. me.. and me.. It’s all about us 1

Desainer: Remember! it’s not about me.. me.. and me.. It’s all about us

Hallo, habis lebaran Idul Adha nih, gimana dagingnya sudah pada disate? Hehe. By the way kali ini Saya akan membahas seputar Graphic Designer. Postingan kali ini mungkin bisa bermanfaat buat kamu-kamu yang ingin terjun ke dunia desainer.

Secara umum, graphic designer merupakan profesi yang menciptakan sebuah visualisasi dari ilustrasi, tipografi, fotografi, motion graphic dan sebagainya. Seorang desainer bertanggung jawab untuk sebuah tampilan agar tampak menarik, pesan tersampaikan dan tepat sasaran yang kesemuanya bisa diaplikasikan dalam berbagai bentuk materi promosi yang berkaitan dengan produk dan publik. Seorang Desainer ibarat seekor bunglon, yang harus bisa menyesuaikan diri dengan baik dalam setiap projek. Oleh karena itu, pengetahuan yang luas dalam berbagai bidang pun dibutuhkan. Karena setiap klien akan memiliki kebutuhan yang berbeda-beda.

Sebagai seorang desainer, mungkin sudah mengerahkan tenaga semaksimal mungkin, sebagus mungkin dalam mendesain, setelah selesai membuatnya pasti dalam hati sambil bilang

“_semoga gak revisi dong…._”.

Semuanya pasti mengalami hal semacam ini. Akan tetapi setelah desain dilihat oleh klien,

Jeng.. jeng..

Kadang ada saja yang tidak sesuai harapan.

Kalau sudah begitu, tetap tenang menghadapi klien, stay cool dulu ?

Menurut sumber terpercaya  Saya (a.k.a GM creative) ada beberapa jenis tipe klien yang sering ditemui:

  1. Open minded

Nah, ketemu klien kaya gini bawaannya bahagia banget ni, karena biasanya mereka menyerahkan yang terbaik kepada tim. Klien dengan tipe seperti ini biasanya lebih terbuka dan legowo terhadap pendapat maupun masukan-masukan dari desainer. Eits tapi jangan senang dulu! Ini berarti tanggung jawab semakin besar, jangan sampai salah mengarahkan design dan kampanyenya. Keberhasilan designer akan menjadi keberhasilan mereka, begitu juga sebaliknya.

  1. Egois

Mungkin ini tipe klien yang bisa dibilang agak-agak sedikit emm ribet kali ya. Kadang banyak adu argumen dengan klien tipe yang seperti ini hehehe. Untuk menghadapi klien tipe ini, harus pintar-pintar mencari jalan keluar untuk mengkombinasikan konsep kita dengan selera mereka. Tipe designer yang cocok disandingkan dengan klien tipe ini adalah mereka yang berjiwa kreatif, pintar mencari solusi yang _out of the box, _kagetkan mereka dengan sesuatu yang baru, niscaya dinding egois itu akan berpintu.

  1. Corporate

Maksudnya klien tipe coorporate itu, mereka dari suatu perusahaan  ataupun lembaga pemerintahan. Nah kalau dapat yang seperti ini biasanya mereka sudah menentukan jalur-jalur desainnya, seperti warna logo yang tidak dapat dirubah misalnya. Jadi desainer wajib mengikuti alur yang sudah ada. Tipe klien corporate baik disandingkan dengan designer yang bekerja rapi dan bersih, baik dalam style designnya maupun dengan kepribadiannya.

  1. I’m Mr. Right

Konsep sebaik dan sebenar apapun kaidah desain yang diajukan adalah salah ? Gosh Mr.. we are trying to help you.. Anyway hanya ada 2 output dari project dengan tipe klien seperti ini. Pertama klien puas dengan artwork, tapi promosinya gagal, dan designernya disalahkan. Kedua kliennya tidak puas, walau kampanyenya berhasil, tetap saja designernya salah haha..  ever heard simalakama fruit? :p Tipe klien seperti ini perlu bertemu dengan tipe designer yang sama, biarkan perang diawal, tapi hasil akhirnya semoga keduanya menang. Amiin.

Dalam mendesain, yang sangat amat perlu dikesampingkan adalah ego. Seorang designer harus menjauhkan diri dari egonya sejauh mungkin, karena terkadang asumsi diri sendiri saja belum cukup mewakili pola pikir klien maupun pengguna nantinya. Maka dari itu, untuk mulai mendesain  yang harus dilakukan adalah:

  1. Riset

Riset ini sangat penting. Riset ini biasanya dilakukan oleh conceptor, ia yang melakukan analisis seperti analisis target user, pemilihan warna yang sesuai dan sebagainya.

  1. Creative concept

Setelah melakukan riset, maka dimulai pembuatan konsep yang sesuai dengan hasil riset yang sudah dilakukan oleh si conceptor. Seorang conceptor harus memiliki teori yang cukup kuat dalam pemilihan konsep tersebut. Misalnya, klien menginginkan pemilihan logo berwarna emas, tetapi conceptor memilihkan warna biru, maka conceptor harus memiliki dasar teori yang kuat kenapa menentukan warna yang bersebrangan dengan klien.

  1. Briefing klien

Briefing klien ini dalam bentuk tertulis serta sketsa yang sudah dibuat, pemilihan warna dan sebagainya juga sudah ditentukan. Apabila klien sudah setuju, maka langsung diserahkan kepada desainer.

Itulah tiga cara untuk memulai desain sekaligus menjadi tips ‘melawan’ klien ? .

Ada aja cobaannya

Desain sudah oke, klien sudah setuju, tapi…… ada saja cobaannya. Cobaannya adalah dalam finishingnya. Finishingnya ternyata tidak 100% sama seperti desain yang sudah diberikan kepada klien di awal. Hmmm…. itu juga terkadang cukup bikin gondok.

Its all about us

Seorang desainer juga manusia yang ada capeknya, pusingnya, mumetnya, tapi kita harus menyenangkan hati klien apapun tipenya dan juga harus memuaskan user pastinya. Untuk itu, jadilah pendengar yang baik. Tetap berhubungan dengan klien sangat penting untuk memberikan pekerjaan yang benar-benar memenuhi kebutuhan klien. Terkadang jiwa idealismu ingin memberikan sesuatu yang lain namun bisa jadi klien mempunya ide sendiri selama proses desain.

Komunikasi dengan tim juga harus berjalan baik mengingat ini merupakan pekerjaan  tim, bukan individu. Dengan begitu, kekompakan dalam bekerja sangat diperlukan untuk mencapai kesuksesan bersama ? .

docobot

Follow us

Don't be shy, get in touch. We love meeting interesting people and making new friends.

Most discussed

Advertisement