Pada 1950 Isaac Asimov melahirkan sebuah karya fiksi sekaligus memopulerkan istilah ‘robot’ yang artinya pekerja. Robot atau manusia buatan merupakan mesin yang telah diprogram sehingga mampu membuat keputusan dan melakukan aksi di dunia nyata. Semakin hari, kehadiran robot memang ditujukan membantu dan mempermudah aktivitas manusia.
Belum lama ini, dunia musik dikejutkan oleh seorang konduktor yang memimpin konser orkestra tanpa mengenakan baju, bahkan ia lupa dengan tongkat yang biasa digunakan konduktor saat beraksi di panggung. Rupanya konduktor ini adalah robot bernama Android Alter 3. Sang robot dengan percaya diri menjalankan tugasnya memandu para pemain orkestra simfoni di sebuah pertunjukan di Sharjah, Uni Emirat Arab.
Alter 3 memiliki wajah humanoid (mirip manusia) dengan permukaan halus, lengkap dengan tangan dan lengan besi yang dapat berayun ke atas juga ke bawah. Sementara itu, badannya tampak dipenuhi baut, kabel, dan komponen elektronik lain dalam balutan warna putih dan perak khas robot. Tubunya tampak lincah sehingga ia mampu berputar selama pertunjukan opera yang bertajuk “Scary Beauty” berlangsung.
Lalu, bagaimana Alter 3 dapat bekerja? Menurut Kotobuki Hikaru teknisi Android Alter 3, saat seorang komposer menulis not musik dan memasukkan data pada sistem, maka tempo dan volume pertunjukan akan dikontrol oleh robot. Didukung dengan kecerdasan buatan (AI), robot ini dapat menginterpretasikan ulang data dan bergerak sesuai dengan keinginannya sendiri. Berbeda dengan versi sebelumnya, Alter 3 telah meningkatkan kemampuan sensorik dan ekspresi lebih mirip dengan manusia. Ini karena di kedua matanya telah disematkan kamera dan mulutnya mampu melontarkan ucapan juga bernyanyi.
Tidak hanya itu, output atau bagian luar juga ditingkatkan sehingga memungkinkan Alter 3 dapat menunjukkan ekspresi tubuhnya yang hangat dan gerakan dinamis. Sisi portabilitas yang menjadi salah satu evolusi dari Alter 3 juga membuatnya mudah untuk dibongkar, dirakit, dan diangkut, baik lewat darat maupun udara. Hal ini jelas dapat mengurangi risiko kerusakan pada mesin tersebut saat di perjalanan.
Fokus pada seni pertunjukan dan instalasi berbasis suara dari Jepang, opera “Scary Beauty” bersama Alter 3 menjadi bagian dalam pameran Sharjapan besutan Sharjah Art Foundation. Keiichiro Shibuya komposer yang terlibat dalam pertunjukan ini menerangkan, peran robot dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak menutup kemungkinan akan mengalami peningkatan di masa depan. Namun, semua tergantung kepada bagaimana memutuskan kecerdasan buatan dapat menambah pengalaman manusia, serta manusia dan robot dapat membuat karya seni bersama. Konser ini tak hanya ingin mengenalkan Alter 3, tapi sekaligus menguji interaksi antara alam, teknologi, dan kehidupan manusia secara bersamaan. Penasaran dengan kepiawaian Android Alter 3? Berikut tayangannya buatmu!
Baca Juga: Ketika Manusia Semakin Akrab dengan Robot Artificial Intelligence (AI)
Tentang Docotel
Docotel 4.0 meliputi tim yang berdedikasi, berpengalaman, dan ahli dalam menyediakan produk dan solusi yang bernilai tinggi di semua industri. Kami hadir dengan visi mengatasi permasalahan sehingga dapat menciptakan pengalaman terbaik bagi klien.
Menarik