Pandemi COVID-19 mulai menyebar hampir ke seluruh wilayah Indonesia. Guna mengatasi hal ini, pemerintah DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi telah memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), beberapa perusahaan menerapkan work from home (WFH), masyarakat pun diimbau untuk melakukan social distancing. Kini, yang masih menjadi persoalan, apakah upaya-upaya tersebut benar-benar mampu memutus rantai penyebaran COVID-19? Bagaimana dengan orang-orang yang harus dan terpaksa berada di wilayah publik?
Social distancing atau menjaga jarak antarindividu (penjarakan sosial) wajib dilakukan oleh siapa pun demi mencegah sebaran COVID-19. Namun, aturan ini belum berjalan secara efektif bahkan ketika beberapa wilayah telah menerapkan PSBB. Hal ini disebabkan Indonesia memiliki tantangan utama terkait kondisi geografis yang luas dan minimnya akses untuk memantau aktivitas dan mobilitas masyarakat secara menyeluruh.
Para pemudik malah terlihat bergerak dari Jakarta. Aturan perusahaan yang masih tidak memberi kesempatan karyawannya untuk WFH juga membuat sistem pengawasan lebih sulit untuk dilakukan. Oleh karena itu, diperlukan sistem pemantauan yang lebih baik di ruang-ruang publik seperti bandara, stasiun, juga halte untuk mengurangi risiko penyebaran COVID-19.
Salah satu solusi yang mungkin dilakukan yakni pemerintah dan para pelaku bisnis bersinergi menghadirkan teknologi yang sanggup mengawasi kondisi individu saat berada di ruang publik. Teknologi ini diharapkan mampu mengidentifikasi secepat mungkin setiap objek yang berpotensi tertular dan menularkan virus.
Di era industri 4.0 ini, ada teknologi yang memungkinkan komputer mengidentifikasi dan memproses objek dengan cara yang sama seperti manusia, yaitu computer vision. Teknologi ini dapat meniru kemampuan sensor mata manusia dan otak, bahkan dapat mengunggulinya untuk tujuan tertentu. Teknologi utama pada computer vision mampu menganalisis citra secara otomatis sehingga dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu untuk melakukan deteksi dini penyebaran COVID-19.
Upaya Pemerintah Daerah Lindungi Warga
Pemerintah daerah Tangerang Selatan telah melakukan inisiasi bersama PT Mahapatih Sibernusa Teknologi (MST) untuk mengimplementasikan Matadewa Platform yang dikembangkan dengan teknologi computer vision. Core teknologi yang dimanfaatkan untuk mengawasi penyebaran COVID-19 ini, meliputi face recognition, object detection, dan thermal detection. Platform ini bersifat web-based dan mudah digunakan dalam berbagai keadaan.
Ada beberapa fitur pada Matadewa Platform yang dimanfaatkan untuk memantau warga Tangerang Selatan saat berada di wilayah publik. Fever Detection, mampu mendeteksi tingkat panas seseorang secara cepat dan akurat. Pada fitur ini pengguna juga dapat menentukan sendiri batasan suhu tertinggi yang bisa ditolerir. Crowd Density Identification merupakan fitur yang efektif mengawasi dan merekam suhu panas yang menyebar dari berbagai objek dalam satu tempat. Penggunaan kamera thermal memudahkan pengguna menentukan suhu warna pada setiap kondisi sekumpulan objek yang berpotensi menjadi titik keramaian.
Sementara itu, fitur Suspect Tracking memanfaatkan teknologi face recognition untuk memantau status warga yang terpapar virus. Ada juga Quick Notification yang berfungsi memberi pemberitahuan lebih lanjut setiap kejadian yang terekam dan Dashboard Analytic yang menyajikan informasi secara real-time. Dengan fitur lengkap diharapkan Matadewa dapat menjadi solusi untuk melakukan pemantauan kota secara menyeluruh.
Tentang Docotel
Docotel 4.0 meliputi tim yang berdedikasi, berpengalaman, dan ahli dalam menyediakan produk dan solusi yang bernilai tinggi di semua industri. Kami hadir dengan visi mengatasi permasalahan sehingga dapat menciptakan pengalaman terbaik bagi klien.
Add comment