Indonesia sempat dilanda bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) besar pada September 2019. Asap tebal dan beracun mengakibatkan masyarakat di wilayah Sumatera, utamanya Riau terpaksa tidak bisa menjalankan aktivitas sehari-hari. Kebakaran hutan dan lahan ini tak hanya merugikan rakyat, tetapi juga mengancam nyawa satwa-satwa liar dilindungi yang ada di ambang kepunahan. Guna mengatasi hal tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, hingga organisasi nonprofit lokal maupun internasional berupaya menggunakan teknologi drone untuk mempermudah proses mitigasi hingga membantu misi penyelamatan diri.
Drone untuk mitigasi satwa endemik saat kebakaran hutan
Saat ini pemanfaatan drone untuk membantu mitigasi kebakaran hutan telah dilakukan oleh negara-negara di dunia. Saat karhutla terjadi di Australia selama Juli 2019 hingga Februari 2020, drone super digunakan untuk menyemprotkan air di area yang tak dapat dijangkau manusia serta selang pemadam karena titik api terlalu kuat. Para ahli ekologi dari organisasi nonprofit (non-government organization/NGO) menggunakan drone untuk memetakan persebaran satwa-satwa yang dilindungi agar bisa menyelamatkan kanguru, marsupilami, juga koala.
Koala merupakan hewan yang paling rentan punah ketika kebakaran hutan besar terjadi di Australia. Insting koala cenderung memerintahkan dirinya untuk merangkak naik ke pohon tinggi saat kebakaran hutan, tapi ini justru akan membuatnya mati. Begitu pula dengan mamalia lain yang cenderung bergerak lambat seperti kungkang di hutan hujan Amazon yang juga terbakar pada September 2019. Beberapa drone khusus milik NGO diterbangkan untuk membantu melacak pergerakan satwa-satwa ini agar manusia dapat membantu memetakan lahan yang tidak terlalu terdampak api sehingga dapat digunakan sebagai tempat berlindung.
Sementara itu, salah satu satwa dilindungi di Indonesia yang terancam akibat karhutla adalah orang utan. Habitatnya terkikis akibat pembangunan lahan sawit yang kian hari meluas. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) terus melakukan pengamatan menggunakan drone untuk menganalisisi vegetasi tanaman yang ada di sekitar habitat orang utan. Pembakaran hutan ilegal telah mengganggu kelangsungan hidup orang utan. Oleh karena itu, tim Orangutan Protection Unit (OPU) BKSDA melakukan segala upaya, termasuk dengan memanfaatkan drone guna meminimalkan risiko kepunahan orang utan dan mempercepat proses evakuasi saat terjadi karhutla.
Penggunaan drone untuk pengamatan titik api secara real time di Indonesia
Karhutla di Riau pada September 2019 lalu membuat Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memerintahkan upaya pemadaman api menggunakan drone. Upaya ini dilakukan untuk mengetahui persebaran titik api (hot spots) secara real time. Sebelum Drone digunakan untuk pengamatan ini, pelaporan titik api baru bisa diterima oleh BNPB setiap enam jam sekali. Drone digunakan untuk meningkatkan efektivitas pemadaman agar segera dilakukan penanganan oleh pasukan TNI dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Di Ketapang, Kalimantan Timur, pemerintah daerah bekerja sama dengan pengelola perkebunan berinisiatif membentuk Desa Siaga Api untuk melatih masyarakat setempat agar siap menghadapi karhutla yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Melansir CNN, dalam program Desa Siaga Api ini masyarakat diberikan sarana dan prasarana pemadaman api, termasuk pelatihan penggunaan drone untuk memantau titik api secara efektif. Drone ini sudah dilengkapi dengan sistem monitoring hot spots berbasis satelit yang hasil pengolahan datanya akan diteruskan ke Posko Satgas Desa Siaga Api. Selain untuk mengamati titik api tersebut, drone ini juga berguna bagi masyarakat untuk memetakan batas-batas desa dan merencanakan penggunaan lahan di sekitar tempat tinggal untuk meminimalkan potensi terjadinya karhutla.
Sebenarnya penggunaan drone di tengah Karhutla ini masih perlu dikembangkan oleh para pengamat, khususnya badan-badan penanggulan bencana mulai dari tahap daerah hingga internasional. Oleh karena itu, Indonesia yang sebagian besar wilayahnya adalah hutan tropis dengan potensi kebakaran yang terus bertambah setiap tahun membutuhkan tenaga ahli yang lihai menggerakkan drone dan bisa membantu mengedukasi masyarakat untuk menggunakannya sebagai alat mitigasi ketika terjadi karhutla.
Baca Juga: Kota-kota ini Pakai Drone untuk Gantikan Kembang Api di Pesta Tahun Baru 2020
Tentang Docotel
Docotel 4.0 meliputi tim yang berdedikasi, berpengalaman, dan ahli dalam menyediakan produk dan solusi yang bernilai tinggi di semua industri. Kami hadir dengan visi mengatasi permasalahan sehingga dapat menciptakan pengalaman terbaik bagi klien.
Add comment