Halo! Happy new years, troops!
Semoga di tahun 2018 ini kebaikan dan keberkahan selalu menyertai kita semua ya!
Mengulang sedikit kebelakang, di sepanjang tahun 2017 banyak sekali berita teknologi yang hadir menemani kita. Begitu juga dengan serangan siber yang melanda negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Indonesia tidak luput dari berbagai serangan siber ransomware, yaitu sejenis aplikasi yang dapat merusak sistem aplikasi komputer dari jarak jauh.
Beberapa ransomware yang pernah menghebohkan tanah air sepanjang tahun 2017 antara lain yaitu WannaCry dan Petya. WannaCry adalah jenis ransomware yang memanfaatkan kelemahan dari sistem operasi windows. Sedangkan Petya, salah satu jenis ransomware yang hampir serupa dengan WannaCry, namun Petya dinilai memiliki sistem yang lebih baik dari WannaCry.
Bukan hanya di Indonesia, berbagai serangan siber sempat menyerang beberapa negara di dunia. Untuk mengetahui apa saja yang terjadi sepanjang tahun 2017, baca dibawah ini ya!
Ransomware WannaCry
Serangan siber ransomware sempat menyerang Indonesia pada pertengahan tahun 2017 lalu. Setidaknya sistem jaringan dua rumah sakit besar di Jakarta yaitu Dharmais dan Harapan Kita diserang oleh ransomware ini pada 12 Mei 2017, yang menyebabkan data pada jaringan komputer rumah sakit tidak bisa diakses.
Pada 14 mei 2017, Kominfo telah berkoordinasi dengan pihak rumah sakit untuk menanggulangi serangan tersebut. Dan pada 17 Mei 2017 Menkominfo telah mengeluarkan pernyataan bahwa Indonesia telah bebas dari ransomware yang setidaknya telah menyerang 200 ribu komputer diseluruh dunia. Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika, WannaCry tidak berdampak signifikan di Indonesia lantaran sigapnya pencegahan yakni dengan memutus jaringan internet dan melakukan salinan data cadangan.
Ransomware Petya
Tidak berselang lama dari munculnya WannaCry, Indonesia kembali kedatangan ransomware yang menyerang. Pertengahan bulan Juni 2017, menteri Kominfo kembali menghimbau masyarakat untuk mencegah serangan Petya yang kala itu menyerang secara global.
Menkominfo meminta masyarakat untuk membuat cadangan data sebelum menyalakan perangkat komputer untuk mengantisipasi serangan ransomware tersebut. Meski begitu, Menkominfo mengonfirmasi bahwa Petya belum menyebar di Indonesia melainkan baru ditemui pada negara -negara di kawasan Eropa Timur, Eropa Barat, serta Asia Selatan.
Serangan Blueborne
Dalam laporan para peneliti Armis Labs pada 15 September2017, mereka menemukan serangan terbaru yang dapat membahayakan sistem operasi populer di mobile, desktop, dan IoT seperti Android, iOS, Windows, Linux, serta perangkat yang menggunakan system operasi tersebut.
Vektor baru ini dijuluki “BlueBorne”, karena menyebar melalui airborne dan menyerang perangkat melalui Bluetooth tanpa disadari pemilik perangkat. BlueBorne memungkinkan penyerang untuk mengendalikan perangkat, mengakses data dan jaringan perusahaan, menembus jaringan “air-gapped” yang aman, dan menyebarkan malware ke perangkat yang berdekatan.
Malware yang targetkan ATM
Dalam laporan penelitiannya pada 18 Oktober 2017, para ahli Kaspersky Lab telah menemukan sebuah malware yang menargetkan ATM dan dijual secara bebas di pasar gelap DarkNet. Adalah Cutlet Maker terdiri dari tigakomponen dan memungkinkan ATM “memuntahkan” uang jika penyerang bisamendapatkan akses fisik ke mesin.
Dengan memasang aplikasi tersebut, penyusup menerima informasi yang tepat mengenai nilai mata uang, nilai dan jumlah uang di setiap cassette, jadi dapat memilih mana yang berisi jumlah paling besar, alih-alih secara membabi buta menarik uang tunai satu per satu. Tidak diketahui siapa aktor yang berada dibalik malware ini. Namun, kemungkinan asal penjual perangkat jika ditelisikdari bahasa, tata bahasa dan kesalahan dalam penulisan bahasa menunjukkan faktabahwa mereka bukan penutur asli bahasa Inggris.
Itulah tadi bebrapa serangan siber yang menyerang sepanjang tahun 2017, selain itu, ada juga beberapa serangan lain seperti ancaman aplikasi Spyware Android.