Docotel Official Blog
Facebook Rambah Bisnis Mata Uang Kripto, Libra Jadi Saingan Berat Bitcoin

Facebook Rambah Bisnis Mata Uang Kripto, Libra Jadi Saingan Berat Bitcoin

Pengaruh Libra Terhadap Sistem Keuangan Dunia

Teknologi mata uang kripto terbaru, Libra, tak lantas diterima begitu saja oleh masyarakat, utamanya mereka yang bergerak di bidang keuangan. Libra diprediksi akan mendisrupsi seluruh sistem keuangan dunia, karena keberadaannya mengancam hampir sebagian besar pekerja keuangan dan dianggap akan membuat mereka kehilangan pekerjaan. Seluruh transaksi yang terjadi pada Libra dapat dilakukan secara mandiri oleh konsumen yang memiliki jaringan internet dan terpasang aplikasi dompet digital Calibra Wallet yang terhubung langsung ke Facebook atau WhatsApp.

Mark Mahaney, analis RBC Capital Markets seperti yang diinformasikan Bloomberg mengatakan, “Kami melihat pengenalan mata uang Libra di Facebook sebagai momen penting bagi perusahaan dan adopsi global uang kripto. Dalam hal skala dan kepentingannya, kami percaya infrastruktur keuangan baru ini dapat menyerupai pengenalan Apple iOS kepada para pengembang lebih dari satu dekade yang lalu.”

Gubernur Bank of England Mark Carney pada 2018 lalu mengungkapkan bahwa mata uang kripto seperti Bitcoin telah gagal berlaku sebagai bentuk mata uang serta menunjukkan adanya tanda mengalami gelembung finansial (financial bubble). Ada beberapa faktor yang menyebabkan harga Bitcoin menjadi tidak pasti, seperti minimnya regulasi yang diterapkan pihak Bitcoin sendiri. Sementara Libra, diperkirakan akan menjadi mata uang digital yang berbeda dengan Bitcoin. Salah satu alasannya, nilainya yang akan cenderung lebih stabil dengan tingkat fluktuasi yang tidak terlalu ekstrem.

Menurut informasi yang dilansir dari techcrunch.com, Libra dapat membuat pelanggannya bertransaksi ke semua sistem pembayaran tanpa dikenakan biaya administrasi sama sekali (nearly zero fees). Konsumen diberi kebebasan dalam melakukan tarik tunai atau transfer tanpa ada batasan (limit) harian. Libra akan menjadi token digital yang dapat dimanfaatkan penggunanya untuk transfer, berbelanja, dan melakukan transaksi keuangan lainnya.

Seluruh pengguna yang memiliki token pada aplikasi Calibra Wallet otomatis dapat melakukan transaksi kapan pun dan di mana pun, bahkan menggunakannya untuk membeli barang-barang di toko-toko yang menyediakan sistem pembayaran menggunakan Calibra Wallet. Saat ingin membeli token pengguna harus melakukan penukaran di bursa cryptocurrency.

Tech Crunch bahkan menyebut Libra sebagai Crypto’s new oligarchy yang akan menguasai seluruh sistem keuangan apabila teknologi finansial memutuskan untuk beralih menggunakan mata uang kripto sebagai alat pembayaran utama. Facebook telah meluncurkan setiap data dan dokumentasi tentang Libra dan Calibra yang berisi lebih dari 100 halaman. Dalam dokumentasi tersebut, Facebook mengajak beberapa perusahaan besar yang menggunakan financial technology sebagai sistem pembayarannya.

Facebook mendirikan Libra Association (perusahaan nonprofit yang pusatnya di Jenewa) dan mengajak para pelaku industri teknologi untuk menjadi anggota dalam asosiasi tersebut. Asosiasi Libra ini nantinya akan membuat peraturan sendiri yang diajukan ke pemerintah agar masyarakat lebih mudah menaruh kepercayaan untuk berinvestasi di Libra. Inilah yang membedakan Libra dengan mata uang kripto sebelumnya, Bitcoin. Jika Bitcoin bebas beredar di pasar dan dapat berjalan tanpa pengelolaan resmi, maka Libra memiliki Asosiasi yang berfungsi sebagai bank sentral.

David Marcus, Vice President of Blockchain dari Facebook dalam wawancaranya bersama Tech Crunch mengatakan, “Jika perusahaan e-commerce banyak yang menggunakan Libra, maka akan lebih banyak lagi bisnis kecil yang mengikutinya dan akan menjual lebih banyak produk dengan membeli iklan pada Libra. Hal itu akan sangat menguntungkan bisnis iklan kami. Selain itu, jika kami memegang kendali sepenuhnya, masyarakat akan sulit untuk percaya dengan alasan keamanan dan privasi. Oleh karena itu, kami mengundang beberapa pihak untung bergabung dalam asosiasi yang kemudian kami beri nama Founding Members.”

Setiap founding members diwajibkan membayar minimal $10 juta untuk bergabung dan dapat mengajukan diri menjadi validator. Syarat menjadi validator yaitu memiliki ruang server yang luas, kecepatan internet minimal 100Mbps, serta teknisi yang mengatur sekaligus mengawasi keamanan situs web perusahaannya dengan baik sehingga cukup dipercaya oleh konsumen.

Validator juga harus memiliki keuntungan perusahaan sebesar $1 milliar atau $500 juta dalam saldo pelanggan dengan minimal 20 juta orang per tahun dan diakui telah mencapai peringkat 100 teratas perusahaan informasi teknologi terbaik oleh Interbrand Global atau S&P.

Beberapa Perusahaan yang Diperkirakan akan Bergabung dalam Founding Members Facebook

Berdasarkan laporan yang dikeluarkan The Block’s Frank Chaparro, seperti dilansir techcrunch.com, ada 28 perusahaan dari beberapa bidang yang diperkirakan akan bergabung dalam Founding Members of Libra Association.

  1. Pembayaran: Mastercard, Paypal, PayU (financial technology milik Naspers’), Stripe, Visa.
  2. Teknologi dan Marketplaces: Booking Holdings, eBay, Facebook/Calibra, Farfetch, Lyft, Mercado Pago, Spotify AB, Uber Technologies.Inc.
  3. Telekomunikasi: Illiad, Vodafone Group
  4. Blockchain: Anchorage, Bison Trails. Coinbase.Inc, Xapo Holdings Limited
  5. Penanam Modal: Andreessen Horowitz, Breakthrough Initiatives, Ribbit Capital, Thrive Capital, Union Square Ventures.
  6. Non-Profit, Organisasi Multilateral dan Institusi Akademik: Creative Destruction Lab, Kiva, Mercy Corps, Women’s World Banking.

Nampaknya, Libra memang memiliki aset dasar yang lebih bisa menarik masyarakat untuk berinvestasi bila dibandingkan dengan Bitcoin yang nilai tukarnya fluktuatif. Beberapa aset seperti deposito bank dan surat berharga jangka pendek yang dipegang Network of Custodian yang dikendalikan Libra Association dianggap dapat menjamin kepercayaan para penggunanya.

Jadi, apakah pemerintah dan masyarakat kita akan masuk dalam tren mata uang digital baru ini? Simak bagaimana sikap Indonesia menghadapi eksistensi Libra di artikel selanjutnya!

Avatar photo

Lintang Budiyanti

Avatar photo

teresa iswara

Add comment

Follow us

Don't be shy, get in touch. We love meeting interesting people and making new friends.

Most discussed

Advertisement